Bengkulu, mediabengkulu.co – Sebagai pulau terluar yang ada di Provinsi Bengkulu, Pulau Enggano memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sisi pertahanan nasional maupun sumber daya kelautan dan perikanan khususnya perikanan tangkap, serta pariwisata juga berbagi keunikan adatnya.
Hal ini disampaikan Gubernur Rohidin Merysah saat mengisi kuliah umum Kelautan dan Perikanan bersama Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Prof. Rokhmin Dahuri, serta Rektor UNIB Dr. Retno Agustina, bertempat di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu, Rabu (23/8/2023) .
Gubernur Bengkulu Rohidin Merysah terus mendorong peningkatan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan trans Enggano, guna mempermudah akses masyarakat, seperti peningkatan Pelabuhan Malakoni dan Pelabuhan Kahyapu.
“Jika ingin ada impact besar terhadap perekonomian daerah harus dibuat sebuah business plan yang betul-betul nendang, terintegrasi dengan skala usaha yang layak, dan tentu rantai bisnisnya upstream-downstream. Juga harus betul-betul terpadu, yang tentu melibatkan masyarakat lokal, dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung,” terang Rohidin.
Tidak hanya bicara soal investasi, Rohidin saat ini sedang membuat sebuah peraturan daerah tentang masyarakat adat Enggano.
Hal ini menurutnya untuk melindungi hak-hak masyarakat Enggano, sehingga ke depannya akan ada investasi besar-besaran di pulau Enggano, adat budaya serta tanah masyarakat tetap menjadi milik masyarakat Enggano.
“Dengan potensi dan infrastruktur yang sudah dibangun, jangan sampai masyarakat adat Enggano itu malah menjadi tamu di pulau mereka sendiri, saya khawatir terjadi 5 – 10 tahun yang akan datang, kalau Perda ini tidak berhasil kita lakukan,” jelas Rohidin.
Prof. Rokhmin menekankan agar pemerintah daerah Pemprov dan Kabupaten Bengkulu Utara menciptakan iklim investasi yang kondusif, sistem perizinan, informasi dan hal-hal dengan kemudahan berbisnis harus seperti negara-negara maju lainnya.
“Bukan berarti kita mengobral lahan usaha, tetap ada aturannya, kita tinggal benchmarking saja mencontoh negara-negara yang sudah lebih dulu maju, bagaimna cara berkerjasama dengan investor, maupun pengusaha asing. Investor untung, tetapi kita bangsa juga lebih untung besar, baik ekonomi, peningkatan kapasitas SDM dan teknologi,” tutup Prof. Rokhmin. (mb)