Mediabengkulu.co – Bullying atau perundungan adalah perilaku yang merugikan, mempermalukan, dan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
Sayangnya, trauma akibat bullying sering kali tidak hilang begitu saja dan dapat berdampak buruk pada perkembangan mental seseorang hingga dewasa.
Efek negatif bullying ini dapat membekas dan menimbulkan berbagai gangguan mental yang serius, seperti kecemasan, depresi, hingga keinginan untuk bunuh diri.
Saat seseorang menjadi korban bullying, mereka biasanya merasa direndahkan dan dipermalukan.
Harga diri yang seharusnya tumbuh dengan sehat, justru terkikis.
Anak yang mengalami bullying sering kali merasa tidak berharga dan tak berdaya, membuat mereka kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain ketika dewasa.
Akibatnya, banyak korban bullying yang menjadi dewasa dengan kepercayaan diri yang rendah dan terus-menerus bersikap keras pada dirinya sendiri.
Psikolog Klinis Anna Surti Ariani, dalam wawancaranya dengan Kompas.com, menyebutkan bahwa anak yang menjadi korban bullying membutuhkan dukungan untuk merasa mampu mengendalikan kehidupannya sendiri.
“Anak yang menjadi korban bullying itu, segera harus mendapat rasa bahwa saya bisa mengatur, saya bisa memilih,” ujar Anna.
Pemulihan trauma akibat bullying sangat penting untuk dilakukan dengan bantuan profesional, agar luka emosional yang dialami anak tidak terbawa hingga dewasa.
Tidak semua anak yang di-bully menunjukkan tanda-tanda trauma saat masih kecil. Namun, hal ini bukan berarti bullying tidak berdampak pada mereka.
“Terkadang, mereka yang waktu kecilnya survive menjadi korban bullying, nantinya ketika dewasa, ternyata masih menyimpan luka dari masa lalu,” jelas Anna.
Luka tersebut sering kali tersembunyi dan baru muncul ketika ada pemicu dari lingkungan sekitar, seperti konflik di tempat kerja atau dalam hubungan sosial.
Pada saat itu, dampak dari bullying yang dialami di masa kecil bisa kembali muncul, menyebabkan masalah mental yang serius.
Trauma yang terpendam sejak kecil dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan mental saat dewasa.
“Dampaknya baru saat dewasa, ia jadi rentan mengalami depresi dan berbagai masalah kesehatan mental, menyakiti diri sendiri, bahkan lebih rentan melakukan percobaan atau tindak bunuh diri,” tambah Anna.
Oleh karena itu, pendampingan mental untuk anak-anak yang menjadi korban bullying sangat penting.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa luka emosional mereka benar-benar sembuh dan tidak menyebabkan masalah di kemudian hari.
Melakukan intervensi dini terhadap anak yang menjadi korban bullying adalah langkah penting untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental mereka.
Dukungan keluarga, teman, dan terutama bantuan profesional sangat diperlukan untuk membantu anak pulih dari trauma tersebut.
Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi individu dewasa yang lebih kuat, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan hidup tanpa dibebani oleh luka masa lalu. (**)
Sumber: Kompas.com