Mediabengkulu.co – Anak tantrum, yang seringkali membuat orang tua stres, dapat diatasi dengan beberapa langkah sederhana.
Dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani Sp.A (K), menawarkan metode yang mudah diikuti.
Metode pertama yang disarankan adalah tetap tenang (remain calm) saat menghadapi anak yang sedang tantrum.
Dr. Trisna menjelaskan, “Jangan ikut berteriak dan berikan waktu pada anak untuk meregulasi emosinya.” Hal ini penting karena berteriak bisa meningkatkan intensitas tantrum anak.
Langkah kedua adalah mengabaikan perilaku tantrumnya tanpa mengabaikan anak itu sendiri. Orang tua disarankan untuk tetap memperhatikan apakah anak tersebut berpotensi menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Ketiga, orang tua dapat mengalihkan perhatian anak dengan membiarkannya menghabiskan energi tantrumnya sendiri. “Berikan time out dan biarkan anak mengeluarkan emosinya,” kata Dr. Trisna.
Setelah anak tenang dan tidak lagi berpotensi menyakiti diri sendiri atau orang lain, orang tua dapat memberikan jawaban positif pada anak.
Namun, Dr. Trisna menekankan agar tidak terlalu mudah memenuhi semua permintaan anak setelah tantrum.
Selain mengatasi, pencegahan tantrum juga merupakan hal penting. Dr. Trisna menyarankan untuk memulai dengan komunikasi yang baik sejak dini dan menjadi contoh yang baik bagi anak.
“Hindari berdebat di depan anak,” tambahnya.
Mengetahui kebutuhan anak juga penting, termasuk mengetahui apakah anak merasa lapar atau mengantuk. Rutinitas yang konsisten juga dapat membantu mencegah tantrum, terutama di tempat umum.
Dalam upaya pencegahan, siapkan camilan untuk menghindari lapar yang bisa memicu tantrum. Hindari juga penggunaan gadget dan berikan mainan yang menarik saat bepergian.
Selain itu, melatih anak untuk membuat keputusan sederhana juga dapat membantu mengurangi kemungkinan tantrum.
Misalnya, membiarkan anak memilih pakaian atau menu makanan mereka sendiri.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, orang tua dapat mengatasi serta mencegah anak tantrum dengan lebih efektif, meningkatkan hubungan positif antara orang tua dan anak.
Sumber: Kompas.com