PEMILU  

LSI Rilis Survei Kinerja Pemerintah Dan Dinamika Politik Nasional

Jakarta, – Laboratorium Suara Indonesia (LSI) merilis hasil Survei jajak pendapat masyarakat terhadap kinerja pemerintah dan dinamika politik Nasional pada Selasa (6/4).

Survei ini dilakukan pada 25 Maret – 5 April 2021 dengan jumlah 1.898 responden yang digunakan sebagai pengambilan data yang akan dievaluasi.

Responden berasal dari 34 provinsi yang dihubungi melalui saluran telepon gengam mengunakan layanan Video Call Whatsapp dan Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali menghubungi responden terpilih (spot check) dengan melalaui saluran telepon dan whatsapp .Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Survei ini memiliki Margin of error sekitar 2,25 persen pada tingkat kepercayaan 95%

Hasil Jajak Pendapat

Hasil survei menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik saat ini sangat rendah, hanya 35,3 persen responden menilai partai politik memiliki kinerja yang baik, dan sebanyak 60,3 persen menilai kinerja parpol buruk dan korup dan sebanyak 4,4 persen tidak menjawb .

Ini menunjukan Dukungan terhadap partai politik rendah sekali . hal tersebut dikarenakan saat ini partai politik bukanlah institusi yang menjadi saluran buat aspirasi publik ke pemerintah, tetapi partai politik lebih menjadi alat elite-elite politik untuk mencapai kekuasaaan dan menguasai sumber daya alam yang ada, serta banyak melakukan korupsi.

Ini lah jawaban 1898 responden ketika ditanyakan Jika pemilihan anggota DPR RI diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih di antara partai berikut ini ,, dari 9 partai yang memeiliki Kursi di DPR RI )

Pilihan Partai Secara Spontan

  1. PDIP paling banyak disebut, (16,7 %),
  2. GOLKAR (16,4% )
  3. GERINDRA ( 10,3 % )
  4. PKB ( 6.7%)
  5. NASDEM (1,3 %)
  6. PKS (5,2%)
  7. Demokrat (3,1%)
  8. PPP ( 3,1 %)
  9. PAN ( 2,8 %)
  10. Partai lainnya (2,3%)
  11. Belum menjawab 25,1%.

Pada simulasi semi terbuka dengan menunjukkan daftar 9 partai dan responden boleh menyebutkan nama parpol lain:

  1. PDIP paling banyak disebut, (20,2 %),
  2. Golkar (19,9% )
  3. Gerindra ( 11,3 % )
  4. PKB ( 7,4%)
  5. NASDEM (6,7%)
  6. PKS (5,6 %)
  7. Demokrat (3,6%)
  8. PPP ( 3,2 %)
  9. PAN ( 2,9 %)
  10. Partai Lainnya ( 4,7% )
  11. Belum menjawab (14,5%.)

Tantangannya ialah sejauh mana partaipartai politik di dalam koalisi bisa turut memperkuat iklim politik supaya lebih kondusif. Sejumlah kebijakan terobosan di sektor ekonomi, seperti UU Cipta Kerja, membutuhkan prasyarat stabilitas politik yang kuat. Di sini peran partai politik menjadi semakin sentra

elektabilitas PDIP dipengaruhi terutama oleh kinerja presiden yang memang adalah kader PDIP.

Karena tingkat kepuasan kepada kinerja presiden masih baik, yakni di angka hampir 82,8 persen maka elektabilitas PDIP juga tetap bertahan walaupun kadernya di pemerintahan Jokowi –Maruf Amin ditangkap KPK ,

sementara tingginya elektabilitas Golkar dipengaruhi terutama oleh kinerja Ketua Umun Partai Golkar yang ditugasi oleh Presiden Jokowi digaris depan untuk bidang perekonomian di saat pandemi Covid di mana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terbukti berperan penting menjaga perekonomian nasional menghadapi pandemi Covid dan melalui program-program pemulihan ekonomi yang digulirkan pemerintah, mampu menjaga daya beli masyarakat dan Program PEN terbukti berperan penting menjaga momentum pemulihan ekonomi, khususnya untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemic

selain itu juga factor meningkatnya tingkat elektabilitas  Partai Golkar akibat  dinilai sudah bertransformasi menjadi partai milenialis. Banyak kaum muda dan kader-kader milenial diusung Golkar ke panggung politik Indonesia. Di Pilkada 2020 ini Partai Beringin juga mengusung banyak anak muda di sejumlah daerah pemilihan

Sementara itu, elektabilitas sejumlah partai tampak belum begitu berubah di banding Pemilu 2019 dan yang menarik dalam temuan survei ini adalah penurunan secara draktis tingkat elektabilitas Partai Demokrat hingga (3,6%) dikarenakan badai konflik internal di Partai Demokrat yang berujung pada KLB partai Demokrat yang memilih Muldoko sebagai ketua umum .

Elektabilitas Partai Gerindra dibandingkan survei bulan januari 2021 dari Gerindra sebesar 6,6 persen menjadi 11,3 persen karena Gerindra berhasil melakukan reposisi isu yang membuat masyarakat tertarik serta persepsi masyarakat untuk kembali memilih Gerindra karena anggapan masyarakat Partai Demokrat terancam tidak bisa ikut pemilu 2024 karena kepengurusan ganda

tingkat elektabilitas tentu saja masih bisa berubah seiring dengan makin dekatnya waktu pemilu dan makin aktifnya partai-partai dalam menjalankan mesin politiknya untuk persiapan pemilu.

Peta kekuatan partai politik diperkirakan masih akan terus berubah. Perubahan sikap dan kecenderungan perilaku pemilih masih sangat mungkin terjadi, mengingat pemilu mendatang masih cukup lama dan sejalan dengan keberhasilan pemerintah menangani dampak covid 19

Sumber : LSI 6 April 2021