Kenali Gejala GERD

Ilustrasi Gerd. (foto:dok/Klikdokter)

Mediabengkulu.co – Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik hingga kerongkongan.

Kondisi ini bisa menyebabkan sensasi terbakar di dada, yang sering disebut heartburn, dan dapat berdampak serius jika tidak diatasi dengan baik. Mari kita bahas lebih dalam mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi GERD.

Gejala GERD
Dalam kondisi normal, isi perut bergerak satu arah, yaitu ke bawah menuju usus. Namun, pada penderita GERD, isi perut termasuk asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Gejala yang paling umum adalah heartburn atau sensasi terbakar di dada yang terasa seperti nyeri, dimulai dari belakang tulang dada dan naik ke leher dan tenggorokan. Gejala lainnya meliputi:

  • Regurgitasi: asam lambung naik ke tenggorokan dan mulut, menyebabkan rasa asam atau pahit.
  • Sakit perut bagian atas atau dada.
  • Kesulitan menelan (disfagia).
  • Terasa ada benjolan di tenggorokan.
  • Mual dan muntah.
  • Bau mulut.
  • Kesulitan bernapas.

Menurut Mayo Clinic, jika GERD terjadi pada malam hari, penderita mungkin juga mengalami batuk terus-menerus, radang pita suara (laringitis), asma, atau gangguan tidur.

Heartburn dapat berlangsung hingga dua jam dan memburuk setelah makan, berbaring, atau membungkuk. Banyak orang merasa lebih baik dengan berdiri tegak atau minum antasida untuk membersihkan asam dari kerongkongan.

Penyebab GERD
Dalam kondisi normal, katup di ujung bawah kerongkongan (Lower Esophageal Sphincter, LES) akan membuka untuk membiarkan makanan masuk ke perut dan menutup untuk mencegah isi perut naik kembali.

Pada penderita GERD, LES mungkin melemah atau kendur di saat yang tidak tepat, menyebabkan asam lambung dan isi perut naik kembali ke kerongkongan. Faktor risiko yang bisa menyebabkan GERD meliputi:

  • Obesitas.
  • Kehamilan.
  • Usia lanjut.
  • Kebiasaan berbaring atau tidur setelah makan.
  • Gastroparesis (melemahnya otot dinding lambung).
  • Gangguan jaringan ikat, seperti skleroderma atau lupus.
  • Penyakit bawaan lahir, seperti hernia hiatus dan atresia esofagus.
  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, antidepresan, dan obat terapi hormon.

Beberapa faktor yang dapat memperparah gejala GERD termasuk kebiasaan merokok, diet ekstrem atau telat makan, sering makan dalam porsi besar atau pada tengah malam, mengonsumsi makanan berlemak atau pedas, serta minuman berkafein, beralkohol, atau bersoda. Stres dan kecemasan yang tidak terkelola juga dapat memperburuk GERD.

Cara Mengatasi GERD
Pengobatan GERD dapat dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya:

Mengonsumsi obat-obatan:

  • Antasida: Menetralkan asam lambung.
  • H2 Blockers: Mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat histamin.
  • Proton Pump Inhibitors (PPI): Mengurangi produksi asam lambung lebih kuat dan membantu menyembuhkan kerusakan kerongkongan.
  • Prokinetik: Meningkatkan motilitas gastrointestinal, mempercepat pengosongan lambung.

Beberapa obat bisa dibeli bebas, tetapi yang lain memerlukan resep dokter. Jika obat tidak cukup efektif, prosedur operasi mungkin diperlukan.

Prosedur operasi:

  • Fundoplication: Mengencangkan LES dengan sayatan kecil.
  • Pemasangan alat LINX: Cincin magnetik yang membantu LES hanya terbuka saat makanan atau minuman lewat.

Perubahan gaya hidup:

  • Menurunkan berat badan jika obesitas.
  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung.
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering.
  • Menghindari posisi berbaring setelah makan.
  • Menghindari pakaian ketat.
  • Berhenti merokok dan membatasi alkohol.
  • Tidur dengan posisi menyamping ke kiri atau menggunakan bantal tambahan.

Memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasi GERD sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika gejala tidak kunjung membaik atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.

Sumber: Kompas.com