KAUR  

Yayasan Pelita Bangsa Bersama PMPDES Kabupaten Kaur Fokus Entaskan Angka Putus Sekolah

yayasan Pelita Bangsa bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kaur, bahas pendidikan formal, Jumat (3/11/2023). (foto : dok)

Bengkulu, Mediabengkulu.co – Yayasan Pelita Bangsa dipimpin oleh Iskandar Novianto, AK., MSi., CFrA., CA., QIA., CIPSAS., CGCAE., CRGP.,CGAE., selaku pembina yayasan Pelita Bangsa bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (PMPDES) Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Asdyarwan beserta staf membahas berbagai upaya untuk mengajak warga masyarakat Kaur yang putus sekolah maupun yang belum berkesempatan menikmati pendidikan formal dikarenakan terkendala berbagai hal agar mereka dapat mengenyam pendidikan kesetaraan secara gratis baik Paket A (Setara SD), Paket B (Setara SMP), dan Paket C (Setara SMU).

Penjaringan warga putus sekolah kali ini merupakan tahun kedua Pengabdian Yayasan Pelita Bangsa di Kabupaten Kaur yang sebelumnya telah meluluskan sejumlah peserta didik warga Kaur secara gratis.

Hal ini dapat terjadi berkat dukungan semua pihak yakni Pimpinan Daerah termasuk Sekda dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kaur.

Dalam kesempatan diskusi Kepala Dinas PMPDES menyampaikan telah mengingatkan kepada para Kepala Desa (Kades) dan juga Camat untuk dapat mendata dan mengajak warga masyarakat dimaksud untuk terus semangat belajar melalui akses pendidikan kesetaraan.

“Kami mengingatkan bahwa upaya yang dilakukan para Kades maupun Camat untuk menjaring warga putus sekolah di desa-desa merupakan amalan jariyah kepada warga masyarakatnya masing masing,” sampai Asdyarwan, Jumat (3/11/2023) kemaren.

Dalam upaya memberantas angka putus sekolah di Kabupaten Kaur, Pembina Yayasan Pelita Bangsa, Iskandar Novianto berkomitment membantu masyarakat yang belum terlayani pendidikan formal melalui layanan pendidikan non formal pendidikan kesetaraan secara gratis yang merupakan bentuk pengabdiannya di tanah leluhur.

“Saya berharap tidak ada lagi masyarakat Kabupaten Kaur yang putus sekolah,” ujar Iskandar.

Iskandar meyakini bahwa melalui pendidikan kesetaraan ini akan dapat mengangkat derajat nilai warga sehingga mereka dapat tampil pada saat bersosialisasi serta menjadi sarana membuka peluang bagi masyarakat untuk dapat memasuki dunia kerja maupun menempati posisi strategis baik sebagai perangkat desa, Kepala desa, badan permusyawaratan desa begitu juga posisi2 lain yang membutuhkan ijazah.

“Hal ini juga menjadi penyemangat bagi generasi penerus untuk menuntut ilmu setinggi mungkin, sehingga upaya peningkatan indeks pembangunan manusia dapat terwujud,” ungkap Iskandar.

Selanjutnya Dahlia Tambajong, SE.Par., ME., menyampaikan, “Bahwa pendidikan gratis bagi masyarakat Kabupaten Kaur tanpa batasan usia sehingga dapat mengimplementasikan pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat yang tidak mampu,” demikian Dahlia.(81)