Seluma, mediabengkulu.co – Masyarakat Kabupaten Seluma khusunya yang berprofesi sebagai petani harus meningkatkan kewaspadaan.
Jangan sampai kejadian yang dialami Pirman (43), warga Desa Lubuk Terentang, Kecamatan Lubuk Sandi, kembali terulang.
Pirman, yang berprofesi sebagai petani karet itu mengalami sejumlah luka robek akibat cakaran dan gigitan beruang madu yang menyerangnya.
Usai kejadian ia sempat dilarikan ke RSUD M. Yunus Bengkulu, untuk mendapatkan perawatan medis.
Pirman menceritakan, kejadian itu bermula saat dirinya sedang menyadap karet di kebunnya seorang diri yang berjarak sekitar 1,5 Km dari rumahnya.
Ketika itu korban yang tengah fokus menyadap karet tidak memperhatikan kondisi di sekitar kebun tetangganya yang masih semak belukar.
Kemudian tiba-tiba datang seekor beruang madu dewasa, dan langsung menyerang dari sebelah kanan hingga membuat korban tersungkur.
Korban berusaha melawan dengan mengibaskan pisau sadap getah karet yang dipegangnya ke arah beruang madu tersebut.
“Saya berusaha melawan, dengan mengibaskan pisau sadap yang saya genggam ke mukanya, dan beruangnya langsung lari,” kata Pirman, Minggu (2/6/2024).
Setelah mendapati informasi ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi wilayah II Bengkulu langsung ke lokasi untuk memasang perangkap beruang.
Dilengkapi dengan kamera trap di sejumlah titik sekitar home range atau area jelajah beruang madu tersebut, dengan dipancing madu dan buah-buahan.
Kasus konflik satwa liar yang dilindungi dengan masyarakat setempat sudah sering terjadi di wilayah Kecamatan Lubuk Sandi.
Hal ini disebabkan letak Desa Lubuk Terentang berada dekat dengan perbatasan kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu, yang menjadi daerah pelintasan satwa liar.
Belum lama ini, ternak ayam dan kambing milik warga juga pernah diserang oleh beruang madu, yang sebelumnya dikira masyarakat sekitar dilakukan oleh harimau Sumatera.
Laporan : Alsoni Mukhtiar // Editor : Sony
