Waspada, Peredaran Uang Palsu Jelang Lebaran

Kota Bengkulu, mediabengkulu.co – Menjelang Idul Fitri sejumlah kriminalitas meningkat salah satunya adalah peredaran uang palsu.

Peredaran uang palsu dapat merugikan dan mengganggu stabilitas ekonomi, untuk itu warga Kota Bengkulu diminta untuk lebih berhati-hati.

Pj Walikota Bengkulu melalui Asisten I Eko Agusrianto, meminta masyarakat supaya lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi selama bulan Ramadan.

“Ketika Ramadan pastinya transaksi keuangan meningkat, ini biasanya dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggungjawab mengedarkan uang palsu, sehingga perlu diwaspadai,” ungkap Eko, Kamis (28/3/2024).

Eko menambahkan, terlebih lagi ketika menjelang lebaran nantinya pasti akan marak jasa penukaran uang, sehingga kewaspadaan agar lebih ditingkatkan.

“Masyarakat diminta untuk mewaspadai peredaran uang palsu saat melakukan transaksi ataupun penukaran uang rupiah pecahan kecil. Kita menyarankan penukaran uang dilakukan di tempat resmi, seperti di unit atau cabang perbankan dan kas keliling Bank Indonesia,” ujar Eko.

Kemudian, Eko juga mengingatkan saat menerima uang, hindari untuk terburu-buru dalam menerima atau memberikan kembalian.

“Luangkan waktu untuk memeriksa uang dengan seksama sebelum melakukan transaksi,” pesan dia.

Berikut ciri-ciri uang palsu agar masyarakat bisa menghindarinya

Ciri-Ciri Uang Palsu

1. Tampilan
Salah satu ciri utama uang palsu adalah kualitas cetakan yang buruk. Biasanya, uang palsu memiliki detail cetakan yang tidak tajam, warna yang pudar, dan tekstur kertas yang berbeda dari uang asli. Bagian-bagian seperti gambar wajah, angka, dan tulisan mungkin terlihat kabur atau tidak jelas.

2. Kertas yang Berbeda
Uang kertas rupiah terbuat dari kertas khusus yang berbahan serat kapas yang sulit dipalsukan. Sedangkan uang palsu sering kali menggunakan bahan yang lebih murah dan tidak sebagus kertas yang digunakan untuk uang asli. Kertas uang palsu juga cenderung terasa lebih tipis atau lebih tebal dari kertas asli.

3. Benang Pengaman
Salah satu ciri uang asli adalah adanya benang pengaman yang tertanam pada uang kertas rupiah pecahan Rp100.000, Rp50.000, dan Rp20.000.

Khusus untuk pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu. Namun, uang palsu tidak memilikinya.

3. Watermark atau Tanda Air
Ciri-ciri uang palsu selanjutnya bisa dilihat dari watermark atau tanda air. Uang asli memiliki watermark berupa logo BI.

Apabila logo tersebut diterawang ke arah cahaya, maka di bagian dalamnya terdapat ornamen tertentu. Sementara itu uang palsu mungkin saja memiliki watermark. Namun apabila diterawang, ornamennya tidak ada.

4. Tinta Berubah Warna
Uang palsu tidak memiliki logo Bank Indonesia yang bisa berubah warna jika dilihat dari sudut pandang berbeda.

Padahal logo Bank Indonesia di uang asli pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 akan berubah warna dari merah keemasan ke warna hijau, sedangkan untuk pecahan Rp20.000 dari hijau ke ungu.

5. Ukuran dan Berat
Uang asli memiliki ukuran dan berat yang telah ditentukan secara ketat sesuai dengan standar Bank Indonesia. Sedangkan uang palsu mungkin memiliki ukuran atau berat yang tidak sesuai dengan uang asli.

Cara Agar Terhindar dari Uang Palsu

Setelah mengetahui ciri-ciri uang palsu, masyarakat juga perlu mengetahui cara agar terhindar dari menerima uang palsu.

Salah satu cara yang paling tepat adalah meneliti uang yang diterima dengan cara 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang). Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan. (**)