Bengkulu,- Hidup di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini begitu sangat terasa susahnya.Semua pekerjaan, pelayanan jasa dan aktivitas mengalami goncangan. Bagaimana tidak, kehidupan masyarakat sangat terganggu.
Masyarakat sekarang jika terserang salah satu penyakit yang sebenarnya biasa (dulu), namun kini sangat menggangu dari sisi psikis.
Menurut salah satu tokoh masyarakat, Bapak Yusak, beliau menuturkan bahwa telah terjadi gangguan psikis di masyarakat. Berdasarkan pengamatan beliau dengan orang-orang disekitarnya.
“kini orang jika terserang batuk, flu, demam, tubuh pegal-pegal atau salah satunya telah menjadi sangat kuatir. Hal ini terjadi, karena pikiran dan kecemasan yang luar biasa di masyarakat”. Cerita Yusak.
Media sempat mewawancarai tokoh muda ini, terkait kesaksiannya pernah sakit di awal pandemi namun tetap bugar sampai hari ini.
Berita wabah Covid19 mulai tren pada Desember 2019. Berawal kejadian di kota Wuhan yang menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Indonesia walaupun sudah di wanti-wanti, namun rupanya tidak dapat terhindar dari wabah virus yang cukup berbahaya ini.
Lalu awal tahun 2021, tepatnya di bulan maret pemerintah Indonesia menerapkan lock down sehubungan dengan penyebaran Covid19 ini telah sampai ke Indonesia di mana korban mulai berjatuhan.
Saya sendiri merasakan betapa beratnya hidup pada awal pandemi Covid19 ini. Karena pada bulan Februari 2020, saya mengalami sakit berat yaitu demam tinggi, sakit kepala, tubuh terasa nyilu semua, sesak nafas, Indra penciuman terganggu dan sesak. 2 Minggu saya lelah terbaring lemas di rumah.
Namun saya memutuskan untuk tidak ke dokter. Waktu itu saya beranggapan bahwa jika saya ke dokter, dokter akan memvonis saya terserang Corona.
Keyakinan itu berdasarkan ciri-ciri yang ada pada saya. Saya memilih bergumul dengan Tuhan dan mencari minuman-minuman tradisional. Pengalaman inilah yang saya mau share.
Karena saya memutuskan untuk tidak bertobat ke dokter, maka saya mencari dedaunan yang menurut kebiasaan masyarakat di Bengkulu bisa menolong. yaitu Daun sirih, Daun capau, Daun Sungkai dan Jahe merah
Ke empat dedaunan itu saya rebus dan saya minum air rebusannya setiap hari secara bergantian. Airnya harus hangat, karena itu saya membeli botol termos air panas untuk menjaga suhu panasnya.
Hasilnya luar biasa, tubuh saya sehat sampai hari ini. Artinya sudah ada 15 bulan saya sehat berkat menjaga kesehatan dengan resep dedaunan yang ada di sekitar kita. Tuhan Yesus telah menyembuhkan saya dengan hikmat yang Ia berikan.
Nah, sahabat media semuanya. Kesaksian di atas adalah salah satu tips cara menjaga kebugaran di masa pandemi Covid19.
Memang untuk bugar harus sanggup rajin, capek dan komitmen mencari, mengolahnya menjadi minuman yang berkhasiat. Semoga dapat menolong sahabat semuanya.