Rejang Lebong, mediabengkulu.co – Program sistem pengelolaan air limbah atau SPAL yang tersebar di Kecamatan Curup Utara dan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong, telah mengalami kemajuan yang signifikan dengan progres mengerjaan 95 persen.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman melalui Kepala Bidang Cipta Karya, Fani Soeliantara.
“Alhamdulillah. Progresnya saat ini sudah mencapai 95 persen,” ungkap Fani Soeliantara, di ruang kerjanya, Rabu pagi (6/11/2024).
Fani Soeliantara menjelaskan, program SPAL bertujuan untuk menyediakan fasilitas WC dan septic tank yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang memenuhi standar.
Program ini menyasar wilayah-wilayah dengan tingkat kebutuhan tinggi, pembangunan mencapai 101 unit di Kecamatan Curup Timur yang mencakup desa-desa.
Seperti di Desa Mojorejo, Talang Ulu, Duku Ulu, dan Kesambe Baru. Serta dibangun sebanyak 73 unit di Kelurahan Tunas Harapan, Tanjung Beringin dan Tasik.
“Anggaran untuk kegiatan SPAL ini mencapai Rp 1,5 Miliar, yang bersumber dari APBD Rejang Lebong tahun anggaran 2024 ini,” terang Fani.
Program SPAL ini dirancang untuk memenuhi standar sanitasi yang layak, setiap fasilitas yang dibangun dilengkapi dengan sistem resapan yang sesuai.
Sasaran utama program SPAL ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah, yang sebelumnya belum memiliki fasilitas WC yang layak.
Tahun depan, kata Fani pemerintah akan mengganti model pendanaan APBD menjadi dana alokasi khusus, sehingga dana hibah yang digunakan pada tahun ini tidak akan tersedia lagi.
“Kami telah mengusulkan banyak desa untuk mendapatkan bantuan tersebut pada tahun depan,” lanjut Fani.
Terkait dengan pelaksanaan proyek, Fani mengimbau agar pihak kontraktor pelaksana dapat mempercepat pekerjaan mengingat sisa waktu yang hanya dua bulan lagi.
Program ini diharapkan dapat selesai sesuai target dan memberikan dampak positif bagi kesehatan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat Rejang Lebong.
“Waktu yang tersedia tinggal dua bulan lagi, jadi kami meminta kontraktor untuk meningkatkan kecepatan kerja agar program ini dapat selesai tepat waktu,” pungkas Fani.
Laporan: Yurnal // Editor: Sony