Mediabengkulu.co – kematian telah menghentikan gerak langkah perjuangan salah satu honorer 35+ ini, bernama Faizal yang telah mengabdikan dirinya di SDN4 Lembak kabupaten Muara enim sejak tahun 2007.
Namun diyakini oleh kawan-kawan seperjuangannya bahwa semangat beliau akan berkobar, sampai Presiden Jokowi mengeluarkan KPEPPRES PNS untuk honorer 35 tahun ke atas.
Kisah pilu ini di sampaikan oleh satu satu rekan GTKHNK35+ Erpa Dillah S.Pd.Sd
sebagai Koordinator GTKHNK 35+ Kab.Muara Enim. Berikut kisahnya :
Pertama kali saya kenal Bapak Faizal pada tahun 2007 sejak kami sama-sama menjadi tenaga honorer di sekolah kami yaitu SDN 4 Lembak Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim Sumatera selatan.
Saat itu tugasnya sebagai guru olahraga dan saya wali kelas tiga, Faizal lahir di Alai Kecamatan Lembak 14 juni 1982 beda jauh dari saya sehingga saya menganggapnya sebagai adik.
Kesibukan kami berjalan seperti biasa sampai akhirnya sekitar 2014 kalau tidak salah sekolah kami kelebihan PNS sehingga saya terlempar menjadi guru mulok dan Faizal menjadi penjaga perpustakaan.
Masih seperti biasa tetapi semangat dengan jam mengajar seadanya. Keluar dari guru olahraga Faizal menjadi instruktur senam di desa kami sampai ke beberapa kecamatan di Kabupaten Muara Enim. Dia adalah instruktur senam handal di daerah kami dan beliau sangat dikenal baik di masyarakat.
Januari 2020 saya perkenalkan Faizal dengan gerakan GTKHNK 35+ sebagai wadah perjuangan untuk menjemput KEPPRES yang dikomandahi oleh Bapak. H. Nasrullah. Faizal tipe orang yang memiliki semangat, belaiu juga yang mengajukan saya sebagai Kordinator GTKHNK35+ untuk daerah kami Muara Enim.
Usaha kami untuk mendapatkan KEPPRES terus kami kerjakan bersama, sampai kami bersama-sama berangkat Ke RAKORNAS GKTHKN35+ di Jakarta 20 februari 2020 yang lalu.
Namun apa daya, pulang dari acara RAKORNAS GTKHNK353 saudara Faizal jatuh sakit, yg semula kami pikir karena kecapean selama diperjalanan. Pihak keluarga memutuskan untuk beliau di bawah ke rumah sakit sekitar 2 mingguan. Namun karena Indonesi masuk pada masa pandemi Covid19. Maka pihak keluarga memutuskan untuk membawa Faizal pulang dan di rawar di rumah saja.
Menurut hasil diaknosa Dokter beliau terserang penyakit tifus. namun apa yang terjadi keasaan Faizal semakin hari semakin memprihatinkan.
Kami sebagai keluarga besar GTKHNK35+ Muara Enim tersus secara bergantian mengujungi beliau baik di rumah sakit maupun di rumahnya yang sederhana itu. Pikir kami kunjungan kami bisa memberikan sedikit support yang diperlukan sebagaimana setiap orang yang sedang sakit.
Subhanallah, setiap kami datang yang kami lihat adalah semangat, dia selalu mengangkat tangannya dalam kondisi tidak bisa bicara atau saat drop sebagai bukti bahwa beliau ingin kami tetap semangat untuk
Ada moment harus bagi kami di Muara Enim, Saat TEAM INTI GTKHNK 35+ berkunjung sambil membawa baju GTKHNK 35+ kami yang sudah selesai kami buat, Subhanallah matanya bersinar begitu memegang baju itu. Dalam kondisi diinfus beliau memeluk baju itu, namun tidak dapat lagi mengeluarkan kata. Kami semua larut dalam sedih dan menetaskan air mata.
Suatu pagi sekitar 15 hari yang lalu saat kondisi terlihat agak segar dan bisa bicara, dia berkata pada saya
“Yunda…aku nak sembuh aku semangat….kito nak PNS ”
Kontan saya jawab, iya dek, kamu harus sembuh, kita akan segera RDD dan Jumpa Presiden untuk kepastian nasib kita sebagai honorer. Faizal harus ikut harus sembuh. Temani ayuk ke Jakarta seperti pad waktu RAKORNAS kemarin. Kontan semua yang mendengar menangis saat melihat mengangkat tangannya sambil menangis.
Sekitar 10 hari yang lalu, kami semua Anggota GTKHNK35+ Muara Enim bersyukur karena mendengar kondisi Faizal mulai membaik. Beliau sudah bisa bicara dan bisa diajak ngobrol. Mendengar hal itu, kami tenang dan mengurangi jadwal kunjungan kami ke beliau. Dapat kabar dari teman-teman kami yang lain bahwa Faizal sudah mau makan dan sudah segar kembali. Pikir kami, Faizal sehat dan akan bersama kami dalam perjuangan GTKHNK35+.
Karena kesibukan saya dan teman-teman lainnya bahkan pikir kami Faizal sudah sehat, maka kami kurangi kunjungan. Namun 3 hari yang lalu sebelum beliau dipanggil Tuhan, saya sempatkan mampir ke rumahnya, entah karena apa sejak malam saya selalu ingat sama Faizal mungkin karena saya anggap dia adik saya dan sangat mendukung perjuangan honorer selama ini.
Saya lantas mampir dan mendapati tetangga mengatakan bahwa Faizal sudah dibawa ke rumah sakit kembali 1 hr yang lalu karena kondisi beliau kembali drop.
Satu malam dirawat di rumah sakit, akhirnya saya dapat kabar bajwa Faizal sudah tidak bisa bicara lagi alias melemah dan sekitar pukul 21wib beliau sudah dipasang oksigen untuk membantu pernapasannnya.
Mendengar kabar ini, Saya sudah pasrah, keluarganya menelpon saya minta saya iklas dan berdoa. Subuh saya memanjatkan doa, Ya Allah berikan yg terbaik utk Faizal bin Rusman, akhirnya Pukul 6.15 hp saya berbunyi “Faizal sdh mendahului kita ”
Innalillahi wainnailahirrojiun……😭😭😭😭
Demikian kisah sedih seorang honorer yang dikisahkan oleh salah seorang rekan Seperjuangannya. Semoga menjadi motivasi bagi para honorer untuk terus berjuang. Karena menjadi Guru bukan saja soal pilihan, tetapi juga soal panggilan Sang Ilahi. Namun kalau boleh berharap, Presiden bolehlah memikirkan nasib Honorer yang terzolimi selama ini. Honorer itu mendapat gaji yang tak layak, tandas Pak Yusak yang menghubung Mediabengkulu, Senin 18 mei 2020.
Selamat jalan Faizal, yang maha kuasa memberi tempat terbaik bagimu. YUSAK,S.TH ketua GTKHNK35+ provinsi Bengkulu mewakili teman-teman seperjuanganmu.
Nama : Faizal SPd
Tmp tgl lahir : Ds.Alai kec.Lembak kab.Muara Enim 14 juni 1982
Tmp tgas : SDN 4 Lembak. Kec.lembak kab.Muara Enim
Gaji : 600/ bln
Tmt : 1 Agustus 2007
Meninggal : 17 mei 2020
Anak : Ara
Istri. : yessi ( status cerai)