Sandwich Generation Rentan Stres dan Depresi

(foto:dok/Promilenial)

Mediabengkulu.co – Sandwich Generation adalah sebutan untuk menggambarkan orang dewasa yang perlu merawat diri, keluarga, sekaligus orangtua atau saudaranya, dikutip dari VerywellMind.

Biasanya, mereka yang tergolong sandwich generation berada di usia produktif 35 tahun sampai 54 tahun.

Terlepas dari besarnya rasa cinta dan tanggung jawab pada keluarga, generasi roti lapis ini tak jarang mengalami kelelahan fisik dan mental ketika berupaya menjaga keseimbangan antara dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan orang sekitarnya.

Menurut penelitian, sandwich generation wanita lebih rentan kewalahan menjaga keseimbangan tersebut ketimbang pria.

Akibatnya, responden wanita lebih rawan mengalami stres dan depresi ketimbang pria yang relatif bisa mengontrol stres.

Stres akibat tuntutan kehidupan yang dirasakan sandwich generation dapat berdampak buruk tidak hanya pada hubungan pribadi, tetapi juga pada kesejahteraan pribadi.

Penyebab sandwich generation rentan stres dan depresi Melansir MentalHealthAmerica, penyebab sandwich generation rentan mengalami stres dan depresi bisa dipicu beberapa hal, di antaranya:

  • Kurangnya waktu pribadi

Ketika merawat orangtua yang lanjut usia, terlebih dalam kondisi kesehatan yang menurun, tentunya banyak waktu dan energi yang tercurah, sehingga generasi roti lapis kerap kekurangan waktu untuk memperhatikan diri sendiri.

  • Banyak konflik

Minimnya waktu untuk memperhatikan diri sendiri terkadang bisa membuat kelelahan ekstrem dan mendorong orang lebih mudah marah atau emosi.

Terlebih jika sandwich generation yang minim dukungan saudara lain atau ditambah masalah finansial, kondisi ini kerap memicu konflik yang bikin stres.

  • Emosi kompleks dan rasa gagal

Di satu sisi menjadi anak, di sisi lain menjadi orangtua tentunya menimbulkan emosi kompleks.

Peran yang kontras ini dapat menimbulkan rasa cemas, takut, sedih, marah, sedih, bahagia, sekaligus gagal karena sulit memenuhi harapan menjadi orangtua sempurna sekaligus perawat yang baik bagi orangtua.

Berbagai kondisi di atas, apabila tidak ditanggulangi dapat berkembang menjadi stres kronis, depresi, dan beragam masalah kesehatan mental lainnya.

Berikut ini cara menjaga kesehatan mental sandwich generation :

  • Identifikasi pemicu stres

Cara pertama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi pemicu stres yang mengganggu kesehatan mental.

Coba kenali dan identifikasi, peristiwa atau situasi apa yang kerap memicu perasaan stres.

Biasanya hal-hal tersebut berkaitan dengan anak, kesehatan keluarga, keuangan, pekerjaan, hubungan, atau lainnya.

Setelah ketemu akar penyebabnya, segera cari solusinya.

  • Kendalikan stres

Stres adalah keniscayaan untuk setiap makhluk hidup, termasuk sandwich generation.

Tapi, upayakan agar stres tetap terkendali, anda bisa mengendalikan stres dengan mulai menata prioritas.

Alokasikan waktu hanya untuk hal yang penting, menjadi tanggung jawab, dan selalu imbangi dengan istirahat yang cukup.

Selain itu, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang sehat, seperti jalan-jalan, aktif berolahraga, serta bangun komunikasi dengan teman atau orang terdekat.

  • Jangan sungkan berbagi tanggung jawab

Para sandwich generation dapat membagikan beberapa tanggung jawab dengan anggota keluarga lain untuk ikut serta.

Seperti halnya, anak-anak dan pasangan juga dapat diarahkan untuk berbagi melakukan pekerjaan di rumah, yaitu beres-beres, mencuci pakaian, membersihkan dapur, memasak, serta saudara Anda dapat dilibatkan untuk bergantian merawat orangtua yang sakit.

  • Jaga kondisi tubuh

Cara selanjutnya adalah menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan fit, sehingga kesehatan mental juga tetap terjaga.

Hal ini dapat dilakukan dengan makan sehat dan teratur, tidur yang cukup, minum air putih dalam jumlah cukup, dan sesekali kerjakan hobi atau lakukan aktivitas yang disukai.

Walaupun disibukkan dengan banyak hal, Anda perlu menjaga diri sendiri sehingga Anda memiliki energi mental dan fisik untuk merawat orangtua dan anak-anak.

  • Minta dukungan orang lain

Anda membutuhkan dukungan dari teman dan keluarga yang suportif untuk merawat orangtua lanjut usia sekaligus mengasuh anak.

Tugas berat ini dapat menguras emosi dan energi Anda.

Agar dapat bertahan dalam situasi yang tidak mudah ini, Anda perlu dukungan dari orang lain baik secara dukungan mental, fisik, maupun finansial.

Bila perlu atau merasa mulai ada masalah kesehatan kesehatan mental, jangan ragu-ragu untuk berkonsultasi atau meminta bantuan pada tenaga kesehaan mental profesional seperti psikolog atau psikiater.

Apabila Anda termasuk ke dalam generasi sandwich, ada baiknya Anda menghadapi kondisi ini dengan bijak dan cermat. (Kompashealth.com/mediabengkulu.co)