Seluma, mediabengkulu.co – Polemik mahasiswa KKN UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu, yang meninggalkan posko di Desa Air Latak berbuntut panjang.
Kali ini Badan Musyawarah Adat Desa Air Latak, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma, angkat bicara.
Ketua Badan Musyawarah Adat Air Latak, Yanto, menuntut agar mahasiswa atau pihak kampus dihadirkan untuk mediasi.
Agar memperjelas permasalahan yang terjadi, hingga 11 mahasiswa UINFAS pindah tempat KKN.
Yanto mengatakan, dirinya selaku pengurus adat sangat tidak terima dengan perginya 11 mahasiswa KKN tersebut, karena sangat berdampak buruk dengan masyarakat dan Desa Air Latak.
“Saya minta ini segera diselesaikan, kedua belah pihak harus dipertemukan, dilakukan mediasi agar jelas dan tidak ada pihak yang dirugikan,” ungkap Yanto, Jumat (19/7/2024).
Jika terus berlarut kata Yanto, nama baik Desa Air Latak akan buruk ke depannya. Terutama di mata universitas.
Sehingga imbasnya tidak akan ada lagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN di Desa Air Latak.
“Kami tidak mempermasalahkan mahasiswa KKN ini pergi, tapi harus dengan baik-baik. Karena kalau seperti ini, sudah bisa dipastikan buruk nama Desa Air Latak,” kata dia.
Masih dikatakan Yanto, masyarakat Desa Air Latak sangat terbuka dengan kehadiran orang baru.
Sehingga setiap orang baru yang datang ke Desa Air Latak akan selalu dikunjungi untuk menjalin silaturahmi.
“Seharusnya mahasiswa KKN ini mengerti dan kami pun sangat melindungi keselamatan, keamanan selama berada di desa kami,” ucap Yanto.
Pihaknya mendukung langka yang diambil oleh Bupati Seluma untuk memanggil Pemerintah Desa Air Latak dan mahasiswa UINFAS untuk dilakukan mediasi.
“Saya minta agar dapat segera dilakukan, agar permasalahan ini selesai dan tidak berlarut,” harap Yanto.
Laporan: Alsoni Mukhtiar // Editor: Sony