Bengkulu, mediabengkulu.co – Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi rumah sakit dalam melayani kesehatan masyarakat. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Bengkulu, memberikan apresiasi kepada rumah sakit yang ada di Provinsi Bengkulu.
Apresiasi dari PERSI ini, pertama kali diadakan dengan berbagai kategori. Acara Malam Apresiasi PERSI kepada rumah sakit se-Provinsi Bengkulu, digelar di salah satu hotel ternama di Kota Bengkulu, Sabtu (12/9).
Malam Apresiasi PERSI tersebut, dibuka secara resmi oleh Plt Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah. Dihadiri oleh Ketua PERSI Pusat, Bambang Wibowo secara virtual. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Ketua PERSI Wilayah Bengkulu, Ketua MARKESI Provinsi Bengkulu, serta Direktur Rumah Sakit se-Provinsi Bengkulu.
Rosjonsyah menyampaikan, di tengah transformasi sistem kesehatan, rumah sakit saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Mengharuskan mereka untuk berbenah dan mengubah sistem manajemennya.
Lebih lanjut, ia menyatakan pemerintah daerah sangat memahami perjuangan berat rumah sakit, dalam memenuhi berbagai standar yang ditetapkan.
“Dalam memenuhi standar tersebut, pemerintah daerah mendorong setiap upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit,” ujar Rosjonsyah.
Dikatakan Rosjonsyah, dukungan ini untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, yang telah melayani kepentingan masyarakat.
“Kita juga memahami, rumah sakit jangan hanya dituntut ini itu, tetapi kita harus menghargai jerih payah yang sudah mereka lakukan,” ungkap Rosjonsyah.
Untuk itu, Rosjonsyah menyambut baik apresiasi yang diberikan oleh PERSI, kepada seluruh rumah sakit di Provinsi Bengkulu.
“Mudah-mudahan apresiasi ini, menjadi penyemangat dan motivasi bagi rumah sakit untuk terus berinovasi memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” tutur dia.
Rosjonsyah berharap apresiasi yang diberikan bukan sekadar piagam semata, tetapi benar-benar menjadi wujud nyata di setiap rumah sakit. Sehingga pada akhirnya akan terus meningkatkan mutu rumah sakit itu sendiri.
“Saya berharap apresiasi ini bukan hanya sekadar piagam kosong tanpa makna yang hanya menjadi pajangan,” tutup Rosjonsyah.
Editor : Helen