Pengunjung Keluhkan Rumah Singgah Kharunnisa Tanpa Listrik

Rumah Singgah Khairunnisa Kota Bengkulu. Foto/dok (nur/mb)

Bengkulu, mediabengkulu.co – Pengunjung Rumah Singgah Khairunnisa di Jalan Hibrida 15 Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Gading Cempaka, mengeluhkan sudah dua hari lampunya diputuskan oleh pihak PLN.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu, Bujang HR, mengungkapkan matinya lampu ini dikarenakan menunggaknya pembayaran listrik selama satu bulan.

“Jadi rumah singgah ini semenjak Januari 2024 sudah kami serahkan ke Dinas Sosial, dan sudah kami buat KIT-nya, dan dipindahkan melalui dinas BPKD. Sehingga KIT-nya tidak sama kami lagi, dan itu tidak boleh dianggarkan untuk pembayaran lampu listrik,” ungkap dia, Rabu (21/2/2024).

Bujang menambahkan, listrik itu sudah menjadi tanggung jawab OPD yang menerimanya, yaitu OPD yang mengerjakan (Dinas PUPR) dan pemakainya Dinas Sosial.

“Nah, coba dikonfirmasikan lagi ke dua OPD itu, apakah sudah mereka membayarnya atau memang belum dianggarkan? Kalau tanggung jawab kami itu dulu pemakai Kantor Perindag, dan sekarang sudah berganti menjadi Rumah Singgah, sehingga itu menjadi tanggung jawab Dinsos,” beber dia.

Penjaga Rumah Singgah, Aziz Rapiman, yang merupakan honor dari Disprindag, membenarkan lampu di Rumah Singgah ini sudah dua hari padam. Aliran listrik diputuskan oleh PLN, karena sudah satu bulan belum dibayar.

“Biasanya yang membayar listrik ini Disprindag, tetapi kini sudah dialihkan ke Dinsos dan belum diserahkan,” kata Aziz.

Namun untuk masalah air sampai saat ini masih aman, karena langsung dari PDAM, dengan pembayaran fasilitas di sini ditanggung oleh Disprindag.

“Untuk bangunan sendiri masih ada yang bocor di ruang belakang dan satu ruang depan, yang dikerjakan oleh PU dengan pengunjung yang datang hampir dari setiap daerah kabupaten di Provinsi Bengkulu,” ungkap Aziz.

Salah satu pengunjung Rumah Singgah, Yuni, yang merupakan keluarga dari Ibu Siti, mengaku keberadaan Rumah Singgah ini sangat membantu mereka, terutama Ibunya yang sedang sakit dan sedang berobat rawat jalan.

“Sangat membantu untuk tempat tinggal selama ibu kami berobat, karena tidak memungkinkan untuk bolak balik ke rumah. Itu membutuhkan waktu dan ibu kami juga melakukan perawatan dengan menggunakan oksigen,” kata Yuni.

Yuni berharap semoga Rumah Singgah ini lebih diprioritaskan lagi, karena kebanyakan yang tinggal di Rumah Singgah ini orang sakit yang juga membutuhkan fasilitas yang mendukung.

“Karena selama dua hari kami tinggal di sini lampunya mati, dan malam hari kami sangat membutuhkan fasilitas dari listrik itu sendiri,” tutup Yuni. (Nur)