Bengkulu, mediabengkulu.co – Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mencegah stunting dan gizi buruk.
Program ini bukan sekadar bantuan sosial, tetapi langkah konkret untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses makanan bergizi, sehingga mereka bisa tumbuh sehat dan cerdas.
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, menegaskan penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak.
Pemerintah menargetkan percepatan penurunan prevalensi stunting sesuai dengan target nasional.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / BKKBN melalui Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu.
“Sesuai arahan gubernur, penanganan stunting ini harus kita gaspol, kita tancap gas. Perwakilan BKKBN Bengkulu sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam koordinasi program penanganan stunting tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, kita harus berkolaborasi dengan pemerintah kota dan kabupaten,” ujar Mian usai audiensi bersama Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu di ruang kerjanya, Rabu (5/3).
Ia menambahkan, validasi data yang akurat sangat diperlukan agar program ini tepat sasaran. Oleh karena itu, dalam dua minggu ke depan, pemerintah akan mempercepat proses pendataan.
Data yang dikumpulkan mencakup Keluarga Berisiko Stunting, anak usia dini yang belum bersekolah di PAUD, balita di bawah dua tahun, serta ibu hamil dan menyusui.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Zamhari, menegaskan komitmen dalam menangani stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting.
Program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden dalam menyelesaikan isu strategis nasional, termasuk perbaikan gizi dan pengentasan kemiskinan.
“Genting adalah salah satu strategi untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam membantu anak-anak yang berisiko terkena stunting,” jelas Zamhari.
Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan data yang akurat, agar dapat menentukan pembiayaan, sumber dana, dan sasaran program, seperti ibu hamil, ibu menyusui, serta anak di bawah dua tahun.
“Target kami adalah 10.350 KRS yang tersebar di sepuluh kabupaten/kota,” tambahnya.
Kolaborasi dan dukungan masyarakat sangat penting, agar Indonesia memiliki generasi penerus yang sehat, tangguh, dan kompetitif di masa depan. (mc)