Launching Santapan Rasa, Stop Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Bengkulu melakukan kegiatan launching santapan rasa, bertempat di Nala Sea Side Hotel Bengkulu, Kamis (26/10/2023). (foto : Nur)

Bengkulu, mediabengkulu.co – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Bengkulu melakukan kegiatan launching santapan rasa, bertempat di Nala Sea Side Hotel Bengkulu, Kamis (26/10/2023).

Dihadiri Gubernur Bengkulu di wakili Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan & SDM, Kepala Dinas P3APPKBP Provinsi Bengkulu, Kepala OPD, Pimpinan Organisasi Perempuan dan masyarakat serta tamu undangan.

Kepala Dinas P3APPKBP Provinsi Bengkulu Drs. Eri Yulian Hidayat, M.Pd menyampaikan, bahwa dalam menangani masalah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perlu gerak bersama.

“Harus sinergitas antara kabupaten Kota melalui para bupati, walikota sehingga kita membuat suatu gerakan yang dinamakan santapan rasa,” sampai Eri Yulian.

Santapan rasa artinya stop kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui rumah Amanah Rafflesia yang terpusat di dinas P3APPKBP Provinsi Bengkulu.

“Saya sangat berharap kekerasan yang ada di Provinsi Bengkulu bisa di minimalisir, di rumah Raflesia itu selain melakukan bimbingan konsling secara pribadi, umum juga kita memberikan sosialisasi kepada kabupaten Kota agar lebih intens terutama melakukan pengawasan terhadap anak-anak dan perempuan,” tegas Eri Yulian.

Selain itu Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan & SDM Hj. Foritha Ramadhani Wati, SE mengatakan, bahwa upaya perlindungan anak merupakan bagian target pembangunan secara penting dalam pembangunan nasional 2024.

“Mamfokuskan target SDM yang berdaya saing, kami berharap semua elemen pemerintah dalam penaganan pencegahan kekerasan pada anak,” kata Foritha.

Selanjutnya, Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu Hj. Derta Rohidin mengajak, agar orang tua harus mengayomi anak-anak kita terutama perempuan dan anak.

“Saya berharap untuk kedepannya ibu TP PKK bisa dibangun lagi serta menjadi wadah tempat masyarakat mengadu dan memberikan solusi,” tutup Derta. (Nur)