Jakarta, mediabengkulu.co – Peluncuran buku Antologi Puisi Penyair Nusantara, Jakarta, dan Betawi 4 dengan tema “Ketika Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibukota Negara” di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Gedung Ali Sadikin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Ketua Penyelenggara peluncuran Buku Antologi Puisi Penyair Nusantara, Jakarta, dan Betawi 4, Nanang R.Supriyatin mengatakan, ini momen yang pas karena bersamaan dengan peringatan HUT ke -496 Kota Jakarta pada 22 Juni 2023, peringatan hari kelahiran Paus Sastra Indonesia Hans Bague Jassin, dilahirkan 31 Juli 1917, peringatan HUT ke-3 Komunitas Literasi Betawi, dan peringatan HUT ke-78 tahun Republik Indonesia.
Kehadiran empat buku antologi puisi Penyair Nusantara, Jakarta, dan Betawi sejak tahun 2019 sampai tahun 2023, semoga tak berhenti ditahun ini, bisa saja ditahun depan ada gagasan dengan tema lain, misalnya Jakarta Pasca Pemilu tahun 2024.
Menurut Nanang R Supriyatin yang juga dikenal sebagai penyair dan sastrawan ini, Buku Antologi Puisi “Ketika Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibukota Negara” telah mengalami proses yang cukup panjang, sehingga hasilnya sangat indah dan menawan, dengan tubuh yang kian gemuk.
“Pada kesempatan ini hadirin akan menyaksikan para penyair membacakan puisi-puisi mereka yang ada di buku antologi ini dan pastinya kita akan mendapatkan ilmu melalui diskusi dengan nara sumber yang sudah berpengalaman,” ucap Nanang.

Sementara Sam Muchtar Chaniago, Ketua Komunitas Literasi Betawi (KLB) mengatakan terkait pendanaan buku antologi puisi, KLB sejak tiga tahun lalu masih terus mencari ‘celah’ agar komunitas sastra ini dapat hidup mandiri.
” Alhamdulilah tahun ini dapat support bantuan dana dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.Terima kasih juga buat Pak Diki,” kata Sam.
Dikatakan lagi oleh Sam Muchtar chaniago dalam pembukaan acara peluncuran buku antologi.puisi ini sempat dimunculkan nuansa Betawi yaitu Gambang Rancag, sebuah seni pantun dari Betawi.
“Tadi sempat ditampilkan Rancag Komunitas Literasi Betawi berusaha mentradisikan adanya nuansa Betawi dalam setiap acara kebudayaan Betawi. Rancag sebagai seni tradisi hampir atau nyaris lenyap, terutama bila tak serius membuat cerita dalam bentuk pantun.Dengan menggunakan pantun berkait, dimana pantun dinyanyikan diiringi musik gambang kromong, maka disebut gambang rancak. Secara tradisi menceritakan kepahlawanan jagoan-jagoan Betawi, paling terkenal Rancag si Pitung. Apa saja bisa jadi ramcag, termasuk acara peluncuran buku ini, karena ini bentuk pelestarian budaya,” kata Sam.
Sedangkan Asrisal Nur, Pembina KLB pada kesempatan memberi kata sambutan mengatakan tahun 2023 ini KLB baru bisa terbitkan buku antologi puisi.
“Ke depannya KLB bisa membuat acara anugerah kepada seniman asli betawi.Di buku antologi puisi ini KLB masih bikin buku antologi puisi dengan iuran.Sebenarnya kita malu sebagai orang Betawi.Semoga iuran tahun depan tak ada lagi iuran,” pinta Arisal.
Menurut Asrisal Nur, KLB bisa mensponsori , tentu dengan kurasi yang ketat, sehingga akan muncul penyair-penyair terpilih.
“Sehingga ke depannya KLB punya marwah.Jangan takut ke depan rezeki ada saja.Khusus pemberian anugerah ini sangat penting.Darimana duitnya, saya itu selalu yakin kegiatan untuk kepentingan bersama pasti bisa,” tegas Arisal.

Peluncuran Buku Antologi Puisi Penyair Nusantara, Jakarta dan Betawi 4 “Ketika Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibukota Negara” diisi juga dengan baca puisi dari para kontributor.
Seperti Wahyu Toveng, Mita Katoyo, Rissa Churia, Ace Sumanta, Nur Juwita, Ical Vrigar, Boyke Sulaiman, Nurhayati, Hannah Dinar Juwita, Denting Kemuning, Euis Sri Susilowati, Maesaroh, Gilang Teguh Pambudi, H.Shobier Poer, Piet Yuliakhansa dan terakhir baca puisi adalah Penyair Betawi Nurhadi Maulana Saibin.
Acara peluncuran diisi juga forum diskusi dengan narasumber Wina Armada, dan Ibnu Wahyudi serta moderator Sam Muchtar Chaniago. (*)
Kontributor : Pulo Lasman Simanjuntak