Jonaidi Sarankan Pemerintah Provinsi Bengkulu Anggarkan RMU Untuk Petani Lokal

Jonaidi Sarankan Pemerintah Provinsi Bengkulu Anggarkan RMU Untuk Petani Lokal, Senin (27/11/2023). (foto:dok/ist)

Bengkulu, mediabengkulu.co – Ketua Komisi ll Provinsi Bengkulu Jonaidi S.P menanggapi keluhan warga mengenai harga beras tak kunjung turun, kenaikan harga tersebut membuat warga terpaksa membeli beras dengan kualitas rendah dan mengurangi pembelian, agar dapat mencukupi kebutuhan yang lain.

Jonaidi mengatakan, naiknya harga beras ini harus menjadi bahan evaluasi Pemerintah Provinsi Bengkulu, agar pemerintah bisa memastikan secara langsung harga beras di wilayah Bengkulu ini.

“Naiknya harga beras ini harus menjadi evaluasi pemerintah, karna sampai hari ini Provinsi Bengkulu masih memiliki sawah yang luas, dan masih punya banyak sekali petani. Sayangnya Bengkulu sendiri tidak menghasilkan beras justru gabah kita yang belum menjadi beras dibawa diluar Provinsi Bengkulu untuk dijadikan berasnya, contohnya wilayah lampung, padang dan lainnya,” ujar Jonaidi saat diwawancarai Senin (27/11/2023).

Lanjut Jonaidi, saat ini cara untuk mengatasi kenaikan beras dan harga beras yang tidak stabil pihak Pemerintah Provinsi Bengkulu menyarankan Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu agar segera mengalokasikan anggaran untuk Mesin Pengupas Kulit Gabah Menjadi Beras / Rice Milling Unit (RMU) agar wilayah Bengkulu dapat menghasilkan beras sendiri.

“Kami menyarankan Gubernur Bengkulu agar segera menunjuk Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu mengalokasikan anggaran untuk Mesin Pengupas Kulit Gabah Menjadi Beras (RMU) supaya petani bisa mengelola padi sendiri dan petani ataupun masyarakat Bengkulu bisa menikmati hasil beras lokal wilayah Bengkulu,” sampai Jonaidi.

Ketua Komisi ll DPRD Provinsi Bengkulu Jonaidi S.P. (foto:dok/Nana)

Tambah Jonaidi, mengenai hal yang sama persoalan beras, bila perlu setiap kabupaten / kota Bengkulu dapat di alokasikan pengadaan (RMU) untuk pengelolaan gabah menjadi beras.

“Dengan adanya hal seperti ini tidak ada lagi padi dan gabah yang dijual diluar daerah, dan beras lokal yang bagus – bagus bisa dinikmati masyarakat sendiri,” tutup Jonaidi. (Adv/Nana)