Rejang Lebong, mediabengkulu.co – Kondisi terkini infrastruktur lapangan futsal dan kantor Desa Dusun Sawah, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong.
Kembali menjadi sorotan publik, proyek yang didanai dari dana desa Tahun Anggaran 2021 tersebut kini kondisinya memprihatinkan.
Proyek lapangan futsal yang menghabiskan anggaran lebih kurang sebesar Rp 237 juta tampak tak terawat.
Lantai lapangan dipenuhi lumpur dan ditumbuhi rumput liar, jaring kawat besi yang seharusnya mengelilingi lapangan banyak yang hilang.
Menyisakan tiang-tiang kosong, bahkan lampu penerang yang pernah dianggarkan untuk proyek ini kini raib tanpa bekas.
Selain lapangan futsal, kondisi kantor desa juga memprihatinkan, bangunan kantor terlihat kumuh dan kurang terawat.
WC satu-satunya di lokasi tersebut tidak memiliki pintu, papan dinding teras kantor sudah lapuk, dan beberapa bagian sudah ditumbuhi rumput liar.
Terkait permasalahan ini, mediabengkulu.co mengkonfirmsi kepada pihak pemerintah Desa Dusun Sawah.
Kepala Desa Dusun Sawah, Ruslan, mengatakan kerusakan infrastruktur lapangan futsal disebabkan oleh banjir dari sungai Musi yang meluap beberapa waktu lalu.
“Keno Air Bah,” singkat Ruslan, Kamis (13/6/2024).
Sedangkan terkait kondisi kantor desa yang terbengkalai, Ruslan berjanji akan melakukan perbaikan pada Tahun Anggaran 2024 ini,
“Akan kita lakukan perawatan tahun ini,” kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Curup Utara, Popo Hartopo, ketika dimintai tanggapan terkait kondisi lapangan futsal yang kurang terawat, mengatakan kalau pihaknya berjanji akan mendorong aparat desa untuk melakukan perbaikan.
Mengingat lapangan tersebut sering digunakan oleh masyarakat desa untuk berbagai kegiatan.
“Setau saya, selama ini lapangan itu digunakan oleh warga untuk berbagai macam kegiatan. Saya berharap ke depan pihak desa bisa menganggarkan biaya perbaikan dan perawatan untuk lapangan voli/futsal tersebut,” ungkap dia.
Sedangkan untuk masalah kantor desa yang kurang terawat, Popo mengimbau agar budaya gotong-royong dihidupkan kembali oleh perangkat desa setempat.
“Kita himbau agar pihak desa mengaktifkan budaya gotong royong, khususnya wilayah kantor desa, dan seluruh wilayah desa ini umumnya,” ucap Popo.
Laporan : Yurnal / Editor : Sony