Isu-isu bakal calon Bupati Seluma sudah mulai bermunculan, seperti putra daerah yang lagi viral di jagat maya.
Ada satu lagi isu yang baru beredar di kalangan masyarakat Bumi Serasan Seijoan baru-baru ini.
Kala itu penulis sedang belanja bembukoan atau takjil dalam bahasa umumnya, di lokasi Alun-Alun Seluma Alap.
Di sana, memang ramai didatangi para warga Tais dan sekitarnya. Bahkan tak jarang membuat kemacetan, karena para penjual takjil berjualan di trotoar.
Jika ada kemacetan, kadang Polisi Lalu Lintas turun ke lapangan supaya arus lalu lintas menjadi lancar.
Kala itu penulis tak sengaja bertemu dengan para pemuda, pastinya laki-laki semua.
Kan pemuda. Dilihat dari barang bawaannya mereka juga membeli pebukoan untuk buka puasa.
Mereka ada dua orang, berdiri menghadap dagangan sembari memilih takjil dan mengobrol.
Kalau mendengar dari obrolannya, mereka membahas tentang Pilkada. Kala itu penulis berdiri berdekatan dengan mereka.
Ya… kira-kira lebih kurang satu meterlah.
“Siapo lagi nyo bakal maju jadi Bupati kito ni kelo po,” (siapa lagi yang bakal maju jadi Bupati kita nanti)? kata salah satu dari mereka sembari memilih pebukoan.
Siapo ? tanya penulis dalam hati.
“Cerito o jemo jakdi sebelah sukarajo situ (ceritanya orang dari sukaraja)” jawab kawannya.
Jiwa Jurnalis penulis pun meronta-ronta. Sudah ditahan, tapi tak tertahan.
“Pokoknya saya harus dapat informasi ini,” batin penulis.
Akhirnya dengan memberanikan diri penulis menggunakan jurus jitu, yaitu SKSD alias Sok kenal sok dekat.
Nggak apa-apalah, yang jangan sok-sok an. Sing penting informasi di dapat.
Diawali dengan senyum dan sedikit menundukan kepala.
“Uyy sanak beli pebukuon?,” sapa penulis
“Iyo Dang,” jawab mereka serentak
Penulis memperkenalakan diri terlebih dahulu kepada mereka berdua.
“Soni jak di Tais nia (Soni dari Tais),” sembari berjabat tangan dengan mereka berdua.
Nama mereka yang pertama Adi dan temannya Santo. Setelah saling tahu, obrolan tentang bakal calon Bupati Seluma pun dimulai lagi.
Tapi sebelumnya, bayar belanjaan dulu, ya. Nanti lupa, bisa berabe urusannya.
“Uni, berapo galonyo ko?,” tanya penulis ke pedagang. Kebetulan yang berdagang orang Minang, jadi dipanggil Uni.
Kalau panggilan khas suku serawai untuk Kakak perempuan atau orang yang lebih tua dari kita “WO”, bisa juga “AYUK”. Kalau untuk kakak laki-laki “DANG”.
“Donat empek dan nagosari empek. Pas, Rp 10.000,” jawab Uni dengan logat ciri khas minangnya.
Oh iya, di Kabupaten Seluma selain penduduk asli suku Serawai, ada juga asal Minang, Batak, Jawa, Sunda dan Bali.
Banyak dari mereka sudah memiliki KTP Seluma dan pastinya mempunyai hak sura dalam pemilu Pilkada nanti.
Obrolan terkait Pilkada pun kami lanjutakan kembali.
“Orang Sukarajo yang bakal calon Bupati nanti siapo sanak?,” tanya penulis kepada mereka berdua.
“Ceritonyo Ketua DPRD kini, aku dengar dari Enda-Enda di situ waktu beli es tadi,” jawab Adi.
Nah.. Kalau panggilan Enda sama dengan Bibik, kalau Wan sama artinya dengan Paman.
“Nofi berarti,” saut Penulis.
“Nyela Asoku (iya benar),” jawab Adi.
“Oh.. ” respon penulis seraya menganggukan kepala.
KADER MONCONG PUTIH
Ketua DPRD Kabupaten Seluma saat ini, Nofi Eriyan Andesca namanya.
Masih dia yang jabat Ketua. Kader partai logo Ka’bah nanti Ya pas sudah dilantik. Mohon bersabar.
Nofi panggilannya. Kalau disebut dalam logat khas serawai “NUPI”.
Ia kader dari Partai ….. em… em… tidak usah penulis sebut dengan jelas nama partainya.
Cukup dengan ciri khasnya, pasti tahu. “MONCONG PUTIH”.
Di bidang politik ? Ya, cukup piawai, terbukti bisa jadi Ketua.
Malah Nofi saat ini jabat dua Ketua, Ketua DPC di partainya sama Ketua DPRD.
Terkait isu yang beredar, kata Nofi tidak menutup kemungkinan bakal maju sebagai calon Bupati, jika dirinya diusung oleh partainya.
“Semunya tergantung dari keputasan partai, kami patuh kepada instruksi pimpinan partai,” kata Nofi.
“Serta bila mendapatkan dukungan dan dorongan dari masyarakat secara langsung,” harap Nofi.
Senin, 25 Maret 2024
Penulis : Alsoni Mukhtiar // Editor : Romlan