Jakarta, – lembaga survey IPS (Indonesia Polling Study) yang bertempat di jalan Cikini Raya No. 60 gedung Arva Cikini blok 60 A menyatakan bahwa Hasil Penelitian Jajak Pendapat Masyarakat Dengan Tema Persepsi Dan Penilaian Masyarakat Indonesia Terhadap Kondisi Ekonomi Dan Politik 2020 Dan Prospek 2021.
Menurut IPS Wabah COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 ini dipercaya berdampak pada berbagai dimensi kehidupan personal maupun kolektif umat manusia secara global, tak terkecuali di negara kita.
Menurut para ekonom, Indonesia tampaknya masih sulit keluar dari jurang resesi. Sebagaimana diketahui, sejak diserang COVID-19, ekonomi Indonesia terus-terusan berada di zona negatif. Di kuartal II-2020, ekonomi RI langsung jeblok hingga -5,32%, di kuartal III-2020 mulai terjadi perbaikan menjadi -3,49% tapi masih berada di zona negatif, di kuartal IV-2020 pun demikian meski membaik menjadi -2,19% tapi tetap saja belum berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif
“Sepanjang tahun 2020 kemarin, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga -2%, ini merupakan pertumbuhan terendah dalam setidaknya 20 tahun terakhir,” pengangguran meningkat akhirnya pendapatan masyarakat juga berkurang dan ini yang kemudian berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin.
DAMPAK negatif ekonomi dan sosial yang terasa akibat pandemi covid-19 berpotensi menimbulkan krisis politik, terutama soal kepercayaan publik kepada pemerintah.
Dalam perspektif ekonomi-politik, anjloknya ekonomi nasional biasanya berdampak negative pada kehidupan politik sebuah negara-bangsa: sentimen terhadap arah bangsa apakah bangsa ini sedang berjalan ke arah yang benar atau sebaliknya, stabilitas sosial-politik, penegakan hukum, dukungan pada pemerintah dan kepemimpinan nasional, dukungan pada institusi politik utama dalam demokrasi yakni partai politik, dan sentimen pada prospek kepemimpinan nasional.
Tentu saja menarik untuk dilakukan penelitian dimasyarakat untuk mengetahui
- Seberapaburuk kondisi penanganan COVID-19 sejauhini? Bagaimana warga menilai kinerjapemerintah dalam menangani masalah pandemic COVID-19?
- Bagaimana publik menilai arah perjalanan bangsa secara umum? Ini masalah legitimasi popular kita bernegara-bangsa.
- Seberapa buruk ekonomi rumah tangga dan nasional dimata warga? Seberapa optimistis warga dengan kondisi ekonomi tahun depan?
- Bagaimana penilaian publik pada kinerja presiden secara umum sejauhini?
- Bagaimana sentimen politik warga terhadap partai politik? Apakah ada gejala masyarakat menjadi apatis misalnya dengan jumlah yang berkeinginan untuk memilih partai menurun secara signifikan disbanding masa normal
- Apakah COVID-19 dan negatifnya kondisi ekonomi punya dampak negatif pada dukungan elektoral partai dan prospek kepemimpinan nasional?
- Apakah COVID-19 mengubah peta kekuatan partai dan prospek kepemimpinan nasional?
- Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut INAPOLL melakukan survei nasional, dan diupdate terakhir pada 28 Februari – 10 Maret
METODOLOGI
- INAPOLL telah melakukan sejumlah survey nasional dengan memilih sampel secara random dari populasi pemilih (warga Negara Indonesia yang berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah). Seluruh responden dalam survei tersebut diwawancarai dengan tatap muka.
- Untuk mengetahui perkembangan isu-isu mutakhir, maka dilakukan survey telepon terhadap responden survey tersebut. Sampel survey dengan telpon ini hanya untuk responden yang memiliki telepon/cellphone sebesar 71% dari populasi nasional.
- Survei lewat telpon dengan mempertimbangkan aspek metodologi secara seksama adalah cara yang paling mungkin dilakukan ditengah-tengah upaya warga melakukan social distancing.
- Untuk mendapatkan sampel yang proporsional dari responden yang memiliki telpon tersebut terhadap karakteristik populasi nasional dilakukan pembobotan terhadap sampel terpilih.
- Sampel sebanyak 1990 responden dipilih secara acak dari koleksi sampel acak survei tatap muka yang telah dilakukan INAPOLL sebelumnya dengan jumlah proporsional menurut provinsi untuk mewakili pemilih nasional. Margin oferror survey diperkirakan +/-2.2% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
- Wawancara terakhir dilakukan pada28 Februari – 10 Maret 2021
VALIDASI SAMPEL DAN PEMBOBOTAN DATA
- Sampel hasil survei divalidasi dengan membandingkan komposisi demografi sampel dan populasi hasil sensus BPS. Demografi tersebut meliputi, provinsi, gender, desa-kota, umur, etnis, dan agama.
- Bila ada perbedaan signifikan antara demografi sampel dan populasi,maka dilakukan pembobotan data sedemikian rupa sehingga komposisi demografi sampel menjadi proporsional terhadap populasi.
Stratifikasi: pertama-tama koleksi sampel acak dari hasil menggunakan aplikasi HRL Lookup untuk mengetahui data-data dari nomor HP yang baru saja dimasukkan. Ada kota, negara, provider, dan lainnya.
Selanjutnya, di masing-masing stratum (provinsi-gender) dipilih sampel secara acak dengan jumlah proporsional sesuai populasi. Sebagai contoh, bila proporsi pemilih Jawa Barat adalah 17.4% dan di NTB adalah 1.9% dari total populasi; maka, dengan total sampel nasional 1,202 responden, sampel di Jawa Barat sekitar 209 responden dan sampel di NTB sekitar 23 responden.Begitu jugadalamhal proporsionalitasgender.
Profil DemografiSampelDibandingPopulasi
KATEGORI | POPULASI | SAMPEL
ASLI |
SAMPEL
DIBOBOT |
GENDER | |||
Laki-laki | 50.0 | 50.2 | 50.0 |
Perempuan | 50.0 | 49.8 | 50.0 |
DESA-KOTA | |||
Pedesaan | 50.2 | 47.7 | 49.8 |
Perkotaan | 49.8 | 52.3 | 50.2 |
UMUR | |||
<=21thn | 12.7 | 2.5 | 12.4 |
22-25thn | 10.1 | 4.6 | 10.1 |
26-40thn | 37.0 | 30.4 | 37.1 |
41-55thn | 25.0 | 41.5 | 25.1 |
>55thn | 15.2 | 21.0 | 15.4 |
KATEGORI | POPULASI | SAMPEL
ASLI |
SAMPEL
DIBOBOT |
AGAMA | |||
Islam | 87.3 | 90.0 | 87.3 |
Protestan/Katolik | 9.8 | 9.7 | 9.8 |
Lainnya | 3.0 | 0.3 | 2.9 |
ETNIS | |||
Jawa | 40.2 | 45.6 | 40.2 |
Sunda | 15.5 | 14.4 | 15.7 |
Batak | 3.6 | 2.8 | 3.7 |
Madura | 3.0 | 3.2 | 3.1 |
Betawi | 2.9 | 3.1 | 2.9 |
Bugis | 2.7 | 3.2 | 2.7 |
Minang | 2.7 | 2.5 | 2.6 |
Lainnya | 29.4 | 25.2 | 29.1 |
PerbandinganProfilDemografi
KATEGORI | POPULASI | SAMPEL |
PROVINSI | ||
ACEH | 1.8 | 1.8 |
SUMATERAUTARA | 5.1 | 5.1 |
SUMATERABARAT | 1.9 | 1.9 |
RIAU | 2.0 | 2.0 |
JAMBI | 1.3 | 1.3 |
SUMATERASELATAN | 3.1 | 3.1 |
BENGKULU | 0.7 | 0.7 |
LAMPUNG | 3.2 | 3.2 |
KEP. BANGKA BELITUNG | 0.5 | 0.5 |
KEP.RIAU | 0.6 | 0.6 |
DKIJAKARTA | 4.1 | 4.1 |
JAWABARAT | 17.4 | 17.4 |
JAWATENGAH | 14.6 | 14.6 |
D.I.YOGYAKARTA | 1.4 | 1.4 |
JAWA TIMUR | 16.2 | 16.2 |
BANTEN | 4.3 | 4.3 |
BALI | 1.6 | 1.6 |
NTB | 1.9 | 1.9 |
NTT | 1.8 | 1.8 |
KALIMANTAN BARAT | 1.9 | 1.9 |
KALIMANTAN TENGAH | 0.9 | 0.9 |
KALIMANTAN SELATAN | 1.5 | 1.5 |
KALIMANTAN TI MUR | 1.3 | 1.3 |
KALIMANTAN UTARA | 0.2 | 0.2 |
SULAWESI UTARA | 1.0 | 1.0 |
SULAWESI TENGAH | 1.0 | 1.0 |
SULAWESI SELATAN | 3.2 | 3.2 |
SULAWESI TENGGARA | 0.9 | 0.9 |
GORONTALO | 0.4 | 0.4 |
SULAWESI BARAT | 0.5 | 0.5 |
MALUKU | 0.7 | 0.7 |
MALUKU UTARA | 0.4 | 0.4 |
PAPUA BARAT | 0.4 | 0.4 |
PAPUA | 1.9 | 1.9 |
- Hasil Penilitian
Terkait Keadaaan Perekonomian akibat Dampak Covid 19
- Dengan pertanyaan kepada 1990 responden ketika ditanyakan Bagaimana Ibu/Bapak melihat arah perjalanan Negara kita? Apakah Negara kita sekarang berjalan menuju kearah yang benar atau kearah yang salah?…(%) dari hasil survei ditemukan jawaban bahwa Mayoritas warga (81,2%) menilai negara kita berjalan menuju ke arah yang benar dan tepat walau dalam keadaan dimasa pandemic covid 19 . Yang menilai ke arah yang salah 10,4%, dan yang tidak tahu 8,4%.
- Perbandingan keadaan ekonomi sebelum covid 19 dan sesudah covid 19 terutama terkait dengan keadaan ekonomi keluarga maka didapat jawaban dari 1990 responden Mayoritas warga, sekitar71,6%, menilai kondisi ekonomi keluarga sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu. Yang merasa lebih baik atau jauh lebih baikhanya3,7 %, dan sekitar 24,7% merasa tidak ada perubahan
- Dengan mengunakan pertanyaan sebagai berikut Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan ekonomi NASIONAL pada umumnya SETAHUN KEDEPAN disbanding SAAT INI? Apakah Jauh lebih buruk, Lebih Buruk, Tidak ada perubahan, Lebih Baik, atau Jauh lebih baik? … (%) untuk mengukur optimisme masyarakat setalah satu tahun dampak covid terhadap perekonomian nasional yang berdampak pada perekonomian masyarakat maka didapati jawaban masyarakat sebagai berikut Warga yang menilai ekonomi nasional tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik sekitar 78,3%, sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk 10,1%. Dan tidak tahu sebanyak 11,6 %
Kondisi ekonomi warga dan nasional sangat berat di masa wabah Covid 19 ini, terberat dalam 20 tahun setelah reformasi. Namun setelah itu penilaian warga atas kondisi ekonomi nasional cenderung membaik, meskipun masih belum sebaik penilaian pada kondisi normal sebelum wabah. Sekarang warga pada umumnya cukup optimistis dengan kondisi ekonomi ke depan. Lebih banyak warga yang menilai ekonomi nasional pada tahun depan akan lebih baik atau jauh lebih baik
- Bagaimana dengan sentiment public atas kondisi politik dan kemanan secara nasional?
- Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan keamanan di negara kita pada umumnya sekarang? Sangat baik, baik, sedang, buruk atau sangat buruk? maka didapati jawaban sebagai berikut Warga yangmenilaikondisikeamanan baik/sangatbaik sekitar81,2 %,yangmenilai buruk/sangat buruk9,2%,dan ada 9,6 %yangmenilai biasasaja ini menunjukan bahwa Penilaian ataskondisikeamanan danketertibansecaranasional cukuppositif.
- Terkait pemerintahan yang bersih di era Jokowi-Maruf Amin ,1990 responden diberikan pertanyaan sebagai berikut Menurut Ibu/Bapak, bagaimana korupsi dinegara kita pada umumnya sekarang ini ? Apakah semakin banyak, semakin sedikit, atau sama saja? Dalam survey mayoritas warga sebanyak 70,5% menilai korupsi sekarang semakin banyak Yang menilai semakin sedikit14,3%, dan yang menilai sama saja 15,2 %. Korupsi masih menjadi masalah yang besar dinegara Dua kasus korupsi menteri yaitu Menteri KKP , Menteri Sosial dan Gubernur Sulawesi Selatan nampaknya mendorongwarga menilai makin negative terhadap kondisi korupsi dinegeri ini.
- Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi)?maka jawaban yang didapat dari hasil survei menunjukan bahwa Mayoritas warga (79,2 %) merasa sangat atau cukup puas dengan kerja Presiden Jokowi sejauh Yang kurang atau tidak puas sama sekali sekitar18,3%.dan sebanyak 2,5 % tidak menjawab
- Secara umum, apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan kerja Pemerintah Pusat di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani masalah wabah Covid-19? … (%) maka jawaban masyarakat dari hasil survei menunjukan Ada sekitar 63,7% warga merasa puas atau sangat puas dengan kerja pemerintah pusat menangani wabah Covid-19. Yang kurang/tidak puas 29,2 %.dan sebanyak 7,1 % tidak tahu
- Terhadap Kinerja pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi akibatcovid-19penillaian masyarakat diketahui dari hasil survei Ada sekitar 68,4 % warga yangmerasa puas dengan kerja pemerintah pusat menangani pemulihan ekonomiakibatCovid-19. Yang tidak puas 29,2 % dan sebanyak 2,4 % tidak menjawab
- Dalam survei juga diukur pendapat masyarakat terkait kepada kemampuan Presiden Jokowi dalam membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19? Apakah sangat percaya, cukup percaya, kurang percaya atau tidak percaya sama sekali? Dari temuan survei didapati jawaban bahwa Mayoritas wargayaitu sekitar85,2 %percaya Presiden JokowimampumembawaIndonesia keluar dari krisisekonomi akibat wabah Covid-19. Yang tidak percaya sebanyak 10,4% dan sebanyak 4,4 % tidak menjawab
Temuan survei ini menunjukakan bahwa masyarakat mengetahui keadaan dampak COVID-19 penyebab keadaan perekonomian mereka dan secara umum tidak menyurutkan sentimen positif publik pada Presiden dan pemerintahannya. Meskipun COVID-19 dan ekonomi di masa COVID-19 sangat berat penilaian pada presiden dan pemerintahannya tidak merosot. Publik mungkin menilai bahwa pemerintah bekerja menghadapi tantangan yang berat ini.
- Terkait peta kekuatan partai dan prospek kepemimpinan nasional disaat damapk covid yang memepengaruhi kehidupan masyarakat juga dilakukan pengukuran dalam survei ini dan hasil temuan sebagai berikut
- Penilaian terhadap sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia di era Jokowi diterima positif oleh 70,2% responden yang berjumlah 1990 orang dari 34 provinsi. Mereka menilai demokrasiberjalan lebih baik dan sebanyak 21,5 % menyatakan demokrasi tidak berjalan baik dan kental dengan politik dinasti sebayak 8,3 % tidak memberikan jawaban
- Sebagian besar responden juga melihat pemerintah Jokowi cukup berhasil dalam menerapkan demokrasi. Sekitar 82,3 persen responden menyatakan Indonesia demokratis, jauh lebih banyak dari anggapan tidak demokratis yang hanya 13,5 persen.dan sebanyak 4,2 % tidak menjawab
- Kepedulian Partai Politik dan elitnya kepada masyarakat disaat pandemik covid 19 dimana Covid melanda setelah selesai pemilu dan pilpres 2019 dalam temuan survei sebanyak 54,2 persen masyarakat menilai parpol dan elit politik kurang peduli dengan keadaan masyarakat disaat covid dan sebanyak 38,2 persen peduli tapi saat pilkada saja dan sebanyak 7,6 tidak menjawab
- Sentimen positif terhadap demokrasi ini ternyata tidak diikuti oleh kepercayaan publicterhadap partai politik. Ini terlihat dari preferensi partai politik.
ketika 1990 respoden ditanyakan Jikapemilihananggota DPRdiadakansekarangini,partaiataucalondaripartaimana yang akanIbu/Bapakpilihdaridaftarpartaiberikutini?maka PDIP merupakan partai paling banyak dipilih oleh responden dengan skor (18,2 %) , diikuti oleh Golkar (17,3) dan Gerindra 8,1%. Kemudian PKB (7,1 %) , Nasdem (6,4%),PKS (5,1%),Demokrat (4,1%),PPP (3,4%),PAN ( 2,7% ), Parpol Lainnya ( 3,8%) Namun skor semua parpol itu masih kalah dari responden yang tidak menjawab, yakni sebesar 24,1%.temuan itu muncul akibat performa partai politik di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat apalagi disaat dampak covid setelah pasca pemilu 2019 sangat tidak peduli terhadap masyarakat dan ini juga bias disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia setuju akan demokrasi, tapi tidak begitu yakin dengan partai politik - Dalam survei ini juga ditanyakan pendapat masyarakat terkait Parpol yang membantu dan loyal terhadap pemerintahan Jokowi –Maruf Amin dalam menjalankan program programnya untuk mendapatkan persetujuan di legislative maka dari survei diketahui sebanyak 86,9 % respoden menyatakan GOLKAR partai paling loyal dan pailing mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin ,Sebanyak (80,4 % )menyatakan PDI Perjuangan, , Nasdem (70,5 % ) , PKB (70,4 %) PPP ( 70,2 % ),GERINDRA (51,6%),PAN (45,8%),PKS ( 31,3%), DEMOKRAT (30,2%)
- Terkait kepemimpinan nasional ketika 1990 respoden ditanyakan apakah ada tokoh yang akan dapat menyaingi dan megalahkan elektabilitas Presiden Joko Widodo jika pemilihan Presiden digelar disaat ini maka sbanyak 84,8 % masyarakat menyatakan belum ada tokoh politik maupun masyarakat baik dari kalangan sipil/TNI-Polri yang akan bias menyaingi dan melebihi tingkat keterpilihan Presiden Jokowi jika pilpres digelar saat survei dilakukan dan sebanyak 9,4 % menyatakan ada tokoh yang bias menyaingi dan mengalahkan tingkat keterpilihan Jokowi dan sebanyak 5,8 % tidak menjawab ini menunjukan ada korelasi yang kuat akan tingkat kepercayaan masyarakat akan kemampuan Jokowi dalam memimpin Indonesia untuk keluar dari krisis akibat dampak Covid 19
Sumber : Rilis INDONESIA POLLING STUDY (18 Maret 2021)