SELUMA  

Gara-gara Biaya Angkut Turun, Warga Talang Sali Portal Jalan PT MSS

KOTA TAIS, – Puluhan warga Desa Talang Sali Kecamatan Seluma Timur, Kamis (6/5) memblokir dan memortal jalan PT Mutiara Sawit Seluma (MSS).

Aksi tersebut dilakukan buntut adanya kebijakan pihak perusahaan yang dinilai warga sepihak.

” Ini sebagai bentuk protes dan kekecewaan warga. Sehingga dilakukan pemortalan jalan. Latar belakangnya yang pertama, di titik portal ini, saya selaku pemilik tanah belum menerima ganti rugi pembuatan badan jala sepeserpun. Dan yang kedua, hal ini dilakukan buntut adanya kebijakan perusahaan yang menurunkan secara sepihak ongkos angkut buah sawit dari tempat pengumpulan hasil ke pabrik,” kata Hendra Aswari, koordinator aksi pada Kamis (6/5).

Menurut Hendra, kekesalan warga memuncak lantaran kebijakan perusahaan dinilai tidak tepat dan sepihak.

Telebih penurunan harga ongkos lansir disaat situasi ekonomi sulit dan mencapai 50 persen.

” Pada prinisipnya harga rutin ke pabrik itu penurunannya mencapai 50 persen dari sebelumnya Rp 110 per kilo gram. Sementara ongkos langsir dari sebelumnya Rp 78- menjadi Rp 45-.” kata Hendra.

Kebijakan sepihak penurunan ongkos transportasi tersebut diberlakukan pihak perusahaan sejak tanggal 1 Mei lalu.

Dan sempat dilakukan mediasi antara perusahaan dengan warga dan pemilik kendaraan di Balai Desa Talang Sali pada Selasa (4/6) lalu, namun sayang, hanya menghasilkan jalan buntu alias tak ada titik temu.

” Tidak hanya portal jalan, kami juga akan melakukan penyisiran terhadap aktivitas keluar masuk truk pengangkut sawit dengan memarkir truck di wilayah Lawang Hantu di jalan lama masuk perkebunan,”ujar Hendra.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan Oon Meriandi,  warga  Desa Talang Sali Kecamatan Seluma Timur.

Menurut Oon Meriandi, kebijakan pihak perusahaan yang sepihak mengancam masa depan warga terutama pemilik jasa angkut truck dan mobil two ring, serta warga yang berprofesi sebagai jasa bongkar muat.

” Kami tidak akan membongkar portal jalan ini sebelum ada kejelasan dari pihak perusahaan,” kata dia.

Warga dalam waktu dekat juga akan melakukan hearing ke DPRD Seluma dan Provinsi untuk mencari solusi keadilan.

Sementara itu, aksi pemortalan jalan menghambat aktivitas keluar masuk pihak perusahaan, baik akses distribusi buah sawit maupun material pembangunan jalan yang saat ini masih berlangsung.