Dua Pejabat Eselon ll Tak Lagi Santuni Anak Yatim

Bengkulu, – Bahagiakan anak yatim merupakan program dan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu dalam Gerakan Peduli Yatim (GPY).

Program yang digagas Walikota Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi ini bentuk aksi moral dan ajakan kepada semua, khususnya pejabat Pemkot Bengkulu sendiri.

Helmi dan Dedy diakhir tahun 2019 lalu telah mencanangkan bahwa para pejabat Pemkot harus menyantuni anak yatim setiap bulannya dengan jumlah anak yang telah ditentukan oleh Bagian Bina Kesejahteraan Sosial.

Untuk Walikota menanggung minimal 10 anak dan Wakil Walikota 8 anak, begitu juga Sesda 6 anak, pejabat eselon II sebanyak 4 anak, eselon III sebanyak 2 anak, eselon IV masing-masing 1 anak, namun boleh lebih.

Hasil investigasi tim Media Center, program GPY mengalami penurunan yang signifikan, bahkan kedapatan para pejabat eselon II tak lagi menyantuni anak yatim.

Hal ini disampaikan langsung oleh salah satu pihak keluarga yang anaknya atas nama Shandy Laksmana tinggal di RT 07, RW 08, Kelurahan Sido Mulyo mengaku sampai saat ini belum ada lagi santunan yang diberikan.

“Belum ada, sudah lumayan lama dari zaman Ketua RT lama belum ada bapak pejabat yang menjadi orangtua asuhnya ke sini. Kalau saya tidak terlalu berharap banyak, inikan sudah terdaftar, ya jadi saya hanya bisa menunggu kebijaksanaan dari bersangkutan dalam hal ini,” ungkap Taja Junaidi selaku kakek Shandy.

Hal senada pun juga dirasakan anak asuh atas nama Arseli Dwi Julianti dan Tresela Arianti yang tinggal di RT 22, Kelurahan Panorama. Pihak keluarga yang diwakili neneknya mengatakan bahwa sudah lama kedua cucunya tak lagi diberi santunan oleh pejabat bersangkutan.

Sementara itu, pihak keluarga atas nama anak asuh Namira Naura Rizki Ramadani yang berdomisili di jalan Sadang II, Perum guru No : 32, RT 07, Kelurahan Lingkar Barat juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa pejabat bersangkutan tak lagi menyantuni anaknya lagi.

“Dulu ada ibu itu datang sekali pakai mobil dinas. Nah, setelah itu sampai saat ini belum ada lagi ibunya datang. Beberapa waktu lalu ada ibu itu mengubungi saya tetapi saya sedang di Jogja dan Namira dititipkan di rumah pamannya, setelah hal itu tidak ada lagi kabar dari ibu tersebut,” jelas Diah Ratna selaku orang tua Namira, Rabu (24/03).

Terkait kepastian apakah Namira masih terdaftar di program GPY dan menjadi salah satu anak asuh pejabat tersebut. Diah meminta yang bersangkutan agar berkoordinasi dengan pihak RT atau dirinya atas kepastian Namira.

“Iya maksud saya ada koordinasi atau konfirmasi terkait namira apakah masih jadi anak asuh atau tidak. Malah ada keluarga yang menanyakan namira apa sudah diangkat anak asuh apa belum, karena ia menawarkan namira untuk menjadi anak asuhnya. Tetapi saya bilang namira sudah ada orang tua asuhnya, kalau sudah ada kan tentu setiap bulannya namira disantuni nih seharusnya tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan lagi,” demikian Diah. (IA)