Bengkulu, mediabengkulu.co – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, melalui UPTD Pendidikan Inklusi dan Pusat Layanan Disabilitas, menyelenggarakan pelatihan bertajuk Terapi Wicara dan Fisioterapi bagi Terapis Anak Berkebutuhan Khusus.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk mendukung penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi mereka secara optimal.
Dengan mengusung tema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan,” pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan dampak signifikan dalam membangun kesadaran serta kemampuan para terapis.
Sekretaris Disdikbud Provinsi Bengkulu, Reri Marfiani, menyampaikan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan aksesibilitas yang merata.
“Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk menghormati keberagaman adalah langkah besar menuju dunia yang lebih adil dan harmonis,” ujar Reri, Jumat (6/12/2024).
Pelatihan ini berfokus pada peningkatan kapasitas para terapis dalam memberikan layanan optimal kepada ABK.
Terapi wicara membantu anak dalam mengembangkan kemampuan komunikasi, sedangkan fisioterapi berperan dalam pemulihan dan penguatan fisik.
Upaya ini bertujuan agar penyandang disabilitas dapat meraih kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain menjadi bentuk perayaan Hari Disabilitas Internasional, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Disdikbud Bengkulu untuk menciptakan masa depan yang inklusif.
“Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang memberikan peluang tanpa batas bagi semua individu, tanpa terkecuali,” tambah Reri.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena menjadi salah satu langkah nyata dalam menghapus stigma terhadap penyandang disabilitas.
Pelatihan seperti ini tidak hanya membantu para terapis meningkatkan keterampilan mereka tetapi juga mendukung penyandang disabilitas dalam meraih hak-hak mereka secara lebih baik.
Reri juga menegaskan pentingnya keberlanjutan program-program inklusif semacam ini.
“Peringatan Hari Disabilitas Internasional bukan hanya seremonial, tetapi momen untuk merefleksikan dan memperkuat komitmen kita dalam menciptakan aksesibilitas yang merata bagi semua,” jelasnya.
Dengan pelatihan ini, Bengkulu menunjukkan dedikasi dalam mendukung visi global menuju masyarakat inklusif dan berkelanjutan.
Diharapkan kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain untuk memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan penyandang disabilitas. (Adv)