Seluma, mediabengkulu.co – Dicari! siapa calon bupati anti Seluma gelap. Pernyataan ini diungkapkan oleh salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Seluma, Herwan Saleh, Minggu 10 November 2024.
“Seluma gelap menjadi masalah, listrik hidup mati ugal-ugalan. Byarpet parah menyebabkan masyarakat dirugikan secara terus-menerus,” ucap Herwan.
Herwan menuturkan, masalah listrik ini ada di depan mata, tapi sangat disayangkan tidak menjadi garapan satu pun calon Bupati dan Wakil Bupati Seluma pada Pilkada serentak kali ini.
Padahal listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat zaman kini. Paslon Teddy Rahman – Gustianto maupun Erwin Octavian – Jonaidi diketahui sama-sama tidak punya visi dan misi soal listrik ini.
“Kita berharap Cakada bisa menambahkan visi misinya untuk mendorong perbaikan listrik agar tidak hidup mati lagi. Belum lagi masalah masyarakat miskin, hingga kini tidak sedikit yang rumahnya belum dapat menikmati listrik karena tidak mampu membayar biayanya,” ucap dia.
Menurut Herwan, masalah Seluma gelap harus menjadi tanggung jawab pemimpin. Jika ada alasan kalau listrik bukan urusan pemerintah daerah tapi tanggung jawab sepenuhnya pihak PLN, maka anggapan itu sangatlah keliru.
Masalah listrik hidup mati biasanya terkait dengan gangguan jaringan akibat tanam tumbuh, kekurangan suplay daya arus listriknya, trafo bermasalah dan sebagainya.
“Pemerintah daerah dalam hal ini bupati, harusnya bisa mengatasi semua masalah itu, dengan cara membantu PLN,” tutur Herwan.
Jika gangguan tanam tumbuh pada jaringan, maka kerahkan wewenang, perangkat, aparat dan anggaran untuk mengatasi pohon-pohon pengganggu.
Jika masalah kurang suplay arus listrik, bisa diatasi dengan kemampuan lobi, anggaran, perangkat dan wewenang untuk meminta penambahan suplay arus listrik, demikian juga jika kendalanya masalah trafo.
Jalan terakhir jika PLN tidak mau mengganti trafo-trafo yang rusak, pemerintah daerah bisa membelikan yang baru melalui APBD dan memanfaatkan dana-dana CSR dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah.
“Apa lagi masalahnya listrik masih saja hidup mati hidup mati. Jangan lagi meledek masyarakat dengan kalimat bayar saya hidupnya tidak perlu bayar padamnya,” tutup Hewan.
Laporan: Alsoni Mukhtiar // Editor: Sony