Bengkulu Selatan Bebas penyakit Frambusia

Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi SE MM menerima Sertifikat bebas Frambusia. (foto : ist)

Bengkulu Selatan, mediabengkulu.co – Upaya Pemda Bengkulu Selatan (BS) dalam menjaga kesehatan masyarakat BS membuahkan hasil. Pasalnya melalui Dinas Kesehatan  tahun ini BS diakui oleh Pemerintah Pusat sebagai Kabupaten bebas Frambusia.

Sertifikat bebas Frambusia tersebut langsung diserahkan oleh Menteri Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI), Ir Budi Gunadi Sadikin CHFC CLU.

Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM mengaku sertifikat BS sebagai Kabupaten bebas Frambusia diterima langsung oleh dirinya. Sertifikat tersebut diterimanya, Selasa (21/2) di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Jakarta.

” Alhamdulillah tahun ini BS dinyatakan bebas Frambusia oleh pemerintah pusat, serfifkatnya sudah saya terima,” katanya.

Dengan keberhasilan tersebut, Gusnan mengaku merupakan keberhasilan BS.

Hal itu berkat dukungan seluruh lapisan masyarakat BS. Sebab tanpa dukungan masyarakat BS, maka prestasi tersebut sulit diraih.

” Dengan sertifikat bebas Frambusia harus menjadi motivasi kita agar ke depan juga bebas dari penyakit lainnya,” ujar Bupati.

Kepala Dinas Kesehatan BS, Didi Ruslan M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Budi Syaputra  M.Kes mengaku berdasarkan hasil kegiatan pelacakan dan pemeriksaan kasus suspek Frambusia di BS oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit.

BS  pada tahun 2022 dinyatakan  Zero (Nol) kasus. Bahkan penilaian  Eradikasi Frambusia dari Kementrian Kesehatan RI di BS pada Kamis, 10 November 2022 lalu.

“Penyakit Frambusia, sambung Budi merupakan penyakit infeksi bakteri jangka panjang (kronis) yang paling sering mengenai kulit, tulang dan sendi,” sampainya, Kamis (23/02/2023).

Biasanya, gejala awalnya muncul benjolan kecil-kecil di kulit tanpa nanah, namun tidak terasa sakit. Penyakit kulit yang satu ini dapat menular dan juga dapat menyebabkan cacat fisik.

Penyakit Frambusia ini pada umumnya menyerang anak-anak dengan usia mulai kurang dari lima tahun.

” Penyakit ini  rentan di wilayah yang kotor, untuk itu diharapkan  warga selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” ujar Budi. (Hamdani)