Anggota DPRD Kota Bengkulu Sudisman Berharap Masyarakat Jangan Mudah Terpengaruh Berita Hoax

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Sudisman. (foto:dok/Bastian)

Bengkulu, mediabengkulu.co – Maraknya Berita Hoax di Media Sosial menjelang Pesta Demokrasi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Sudisman, mengingatkan masyarakat agar jangan mudah terpengaruh terhadap berita yang beredar di media sosial khususnya pada Pesta Demokrasi Pemilu dan Pilkada 2024.

“Berita Hoax ini kadang-kadang biasanya di buat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dan ada unsur kepentingan dari pihak tertentu. Saya rasa masyarakat sekarang sudah cerdas bisa menilai mana yang hoax mana yang tidak, hoax itu secara tidak langsung seperti pembunuhan karakter terhadap kejujuran berita,” kata Sudisman pada saat diwawancarai, Rabu (29/11/23) kemaren.

Sudisman mengatakan, untuk saat ini kita harus berhati-hati terhadap berita hoax yang bermunculan, jika tidak berhati-hati berita hoax ini akan lebih ramai lagi dibandingkan dengan ketika tidak ada pesta demokrasi.

“Pada saat pesta demokrasi biasanya mulai muncul berita-berita yang mendeskriminasikan calon kandidat, sedangkan kita harus mewujudkan pemilihan yang jujur dan adil, agar pemilu 2024 berjalan dengan damai dan lancar,” ujar Sudisman.

Lanjut Sudisman, Bukan berarti semua berita itu hoax, tapi kita harus teliti dalam memilah dan memilih berita yang beredar.

“Banyak juga berita-berita itu yang sifatnya mendidik, kita berharap media sosial menyampaikan informasi sesuai fakta dan mendidik masyarakat,” ungkap Sudisman.

Sudisman berharap masyarakat semakin cerdas dalam menanggapi berita, karena media ini terkadang di manfaatkan oleh banyak pihak yang memiliki kepentingan pribadi.

Seharusnya media sosial itu tidak boleh membuat berita hoax, sehingga lama kelamaan dengan berita hoax ini, takutnya membuat masyarakat tidak percaya lagi dengan berita yang beredar.

“Sampaikanlah berita yang benar, takutnya berita hoax ini dapat menurunkan minat orang membaca berita karena tingkat kepercayaan itu bisa tergerus yang membuat kepercayaan masyarakat terhadap berita yang berada di media sosial berkurang atau bahkan masyarakat tidak bisa percaya lagi terhadap media sosial,” tutup Sudisman. (Adv/Bastian)