Abrasi Pantai Seluma, Jembatan Muara Matan Terancam Amblas

Jembatan Muara Matan (dok. mc)

Seluma, mediabengkulu.co – Abrasi yang terjadi di pesisir Pantai Seluma, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, tak hanya mengancam areal persawahan dan permukiman warga Desa Pasar Seluma. Tetapi juga berdampak dengan jembatan Muara Matan yang terancam amblas.

Warga Desa Pasar Seluma, Agus, mengatakan jembatan yang terancam amblas tersebut merupakan jembatan penghubung antara Kecamatan Seluma Selatan dengan Kecamatan Ilir Talo.

“Pangkal jembatan berlobang akibat abrasi, panjang lobangnya sekitar dua meter, lebar satu meter. Sedangkan kedalamannya hingga ke dasar sungai,” ungkap Agus, Jumat (17/10/2024).

Jembatan penghubung tersebut merupakan akses satu-satunya bagi warga Kecamatan Ilir Talo untuk mempersingkat waktu menuju Kecamatan Seluma Selatan dan Kota Tais.

Saat ini para pengendara truk dan mobil harus memutar jauh melewati Desa Simpang Tiga Pagar Gasing Kecamatan Talo untuk menuju Kota Tais dan Kecamatan Seluma Selatan.

“Kami berharap kepada pihak pemerintah agar segera memperbaiki jembatan maupun mengatasi abrasi yang selalu terjadi di pesisir Pantai Seluma,” tutur Agus.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, beberapa waktu lalu sudah perna meninjau lokasi yang terdampak abrasi dan bakal dibangun breakwater atau penahan ombak di pesisir Pantai Seluma.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Syafriandi, mengatakan rencana pembangunan breakwater ini merupakan tindak lanjut usulan dari Pemerintah Desa Pasar Seluma.

Akan tetapi untuk tahun 2024 ini baru tahap perencanaan, pengerjaan fisik akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2025 mendatang, karena pihaknya masih akan mengkaji besaran anggaran.

“Kalau bentuk tanggulnya, bisa bentuk beton kubus atau berupa bronjong karena akan disesuaikan dengan kontur tanahnya,” ungkap Syafriandi.

Sementara itu, Kepala Desa Pasar Seluma, Yus Sukardi, mengatakan pembangunan breakwater ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Desa Pasar Seluma.

Karena dampak dari abrasi sudah mengancam areal persawahan seluas kurang lebih 78 hektare serta permukiman warga.

“Tim dari DKP memang sudah turun ke desa kami, dari hasil pengukuran rencananya akan dibangun breakwater sepanjang 450 meter dengan lebar 3 meter. Di dalam air 1,5 meter dan 1,5 meter di daratan,” ucap Yus Sukardi.

Laporan: Alsoni Mukhtiar // Editor: Sony