Usin Ajak Anak Muda Terlibat Dalam Perkembangan kelompok kader lingkungan

Kader Lingkungan bersama DLHK Provinsi Bengkulu, Koordinator dan fasilitator melakukan study tiru ke di kelompok Bank Sampah Unit (BSU) Betandang, Kelurahan Pondok Besi, Jumat (29/9/2023). (foto : dok)

Bengkulu, mediabengkulu.co – Kader Lingkungan yang di inisiasi anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Putra Sembiring, SH bersama DLHK Provinsi Bengkulu, Koordinator, fasilitator dan kader lingkungan melakukan study tiru ke di kelompok Bank Sampah Unit (BSU) Betandang, Kelurahan Pondok Besi, Jumat (29/9/2023) kemaren.

Program studi tiru bank sampah baru terbentuk 50 kelompok di Kota Bengkulu. Study tiru dihadiri oleh fasilitator yang membawa kader lingkungannya terkhusus pengurus Bank Sampah Unit dimasing masing kelompok.

Usin Abdisyah Putra Sembiring SH mengatakan, BSU Betandang dipilih sebagai tempat study tiru bukan tanpa alasan, kelompok ini telah melakukan pilah olah sampah khusus anorganik.

“Kemarin mereka mendampingi para nelayan dan penduduk pesisir yang ada di wilayah kelurahan pondok besi secara berkala melakukan setoran sampah di jam operasional yang telah ditentukan, dan hasilnya sampah ditukar dalam bentuk sembako,” kata Usin.

Pengurus BSU Betandang menceritakan pengalaman jatuh bangunnya kelompok ini, selain tekad yang kuat salah satu kuncinya ialah bergabunglah dengan komunitas yang satu frekuensi agar dapat dikuatkan dalam hal yang positif.

Pengalaman transaksi, sampah yang tidak bisa diolah di kelompok maka akan dijual ke pihak pengepul, teknik bagimana cara memilah karena jenis-jenis sampah plastik berbeda harganya, jika tidak di pilah maka harganya disamakan dengan jenis sampah yang lain dan harganya murah, dan itu sangat disayangkan.

“BSU Betandang menerima sampah dalam keadaan bersih dan kering, sampah yang disetorkan anggota dicatat dalam kartu/buku tabungan anggota, sesuai dengan berat dan jenis sampah yang disetorkan, dan baru akan bisa di tukarkan dalam waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan pengurus BSU dan anggota, biasanya pada waktu lebaran, anak masuk sekolah atau per tiga bulan sekali,” sampai Usin.

Masih dikatakan Usin, BSU Betandang selain menerima sampah yang bisa disetorkan sebagai tabungan juga menerima sedekah sampah baik berupa pempes / popok baby maupun minyak jelantah yang akan diolah lebih lanjut untuk berbagai jenis kerajinan.

Karena kesibukan pengurus, keterbatan tenaga dan biaya operasional, BSU Betandang buka hanya tiga hari dalam satu pekan dengan waktu setoran sampah anggota telah ditentukan jam opereasionalnya, dengan begitu para pengurus masih bisa beraktifitas seperti biasanya.

Untuk tetap mendapatkan setoran sampah, para pengurus mencoba bekerjasama dengan beberapa pihak sekolah untuk dijadikan nasabah BSU Betandang, saat ini telah berkerja sama dengan 2 instutusi pendidikan.

Usin juga menyarankan, bagi kelompok sebaiknya merekrut atau mengajak anak anak muda untuk terlibat terutama terkait dengan Teknologi media sosial agar terus bisa update terkait perkembangan kelompok kader lingkungan.

Kemudian lanjutnya, Program studi tiru bank sampah unit yang baru dibentuk di 50 kelompok kader lingkungan ke bank sampah Betandang, merupakan kegiatan bersama menggunakan metode mencontoh bank sampah yang sudah jalan. Dengan begitu bank sampah lainnya akan menerapkan pola atau sistem yang sama bahkan bisa mengadopsi dan memodifikasi yang merupakan kelemahan di bank sampah yang didatangi.

“Kedepan kita akan melakukan pelatihan dan pendampingan intensif agar bank sampah unit yang terbentuk bisa bergerak dan melakukan digitalisasi,” pungkas Usin. (hln)