Bengkulu, Mediabengkulu.co – Dalam memilih pemimpin pilihan masyarakat, hari ini dilaksanakan Musra ke – XXVI di Kampus Unihaz Provinsi Bengkulu.
Disampaikan Koordinator Musra Bengkulu, Vrengki Elfano, S.E, bahwa pelaksanaan Musra berjalan dengan lancar, walau ada sedikit kendala internal, namun untuk keseluruhan berjalan dengan baik.
“Harapan dari kegiatan ini, semoga literasi atau pilihan rakyat Bengkulu, mulai dari pemuda hingga kalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama, organisasi dan asosiasi lain baik pendukung capres ataupun cawapres,” ungkap Vrengki, Minggu, 19 Maret 2023.
Mengenai cara menentukan pilihan, dirinya menjawab, bahwa nantinya peserta yang hadir akan menentukan calon pemimpin yang mereka harapkan lewat e-voter, dan ini bisa menentukan arah Indonesia ke depan seperti apa yang mewakili aspirasi dari masyarakat itu.
“Dari kesimpulan ini saya melihat Bengkulu ini bagus, dalam arti kata salah satunya adalah demokrasi yang sudah mulai berjalan, dan tadi kita berikan kebebasan kepada semua masyarakat untuk berbicara untuk memilih calon-calon pemimpin bangsa ke depan, sehingga kita berharap semoga yang mereka pilih adalah sesuai harapan mereka, dan semua tampung dan akan disampaikan ke pusat,” tambahnya.
Adapun untuk hal yang paling banyak dibahas, disebutkannya adalah kriteria presiden atau wakil presiden.
“Selain itu masyarakat tingkat bawah banyak membahas soal ekonomi, kemudian hukum ataupun berkaitan dengan sosial dari masyarakat Bengkulu sendiri,” tutup pria yang merupakan alumni SMP N Pagar Dewa ini.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu yang ikut dalam agenda Musra ke – XXVI ini dan juga didaulat sebagai pembicara, Dempo Xler, S.I.P., M.A.P, memberikan apresiasi diadakannya kegiatan tersebut.
“Musra dan sejenisnya memang harus di perbanyak, agar rakyat dapat memiliki narasi-narasi kecerdasan dalam memilih pemimpin, sejatinya memilih pemimpin itu bukan karena baliho dan spanduknya, bukan karena jargon-jargon, namun kita membedah isi kepalanya apa, dia mau berbuat apa nantinya,” ujar Dempo.
Selain itu, lanjutnya, ada orang baru dan orang lama yang muncul nanti, jika orang lama kita membicarakan prestasi dan pengalaman, maka orang baru dia punya konsep apa, dan tidak semua pengalaman.
“Karena orang baru tidak punya pengalaman, tapi apa konsepnya yang bisa di ilmiahkan dan bisa dibedah ril, bisa diturunkan kepada tingkat yang paling bawah,” sambungnya.
Dalam musra ke XXVI kali, di ceritakannya, soal kemiskinan paling banyak dibahas oleh masyarakat yang menjadi peserta Musra.
“Selanjutnya soal integritas, soal hukum dan korupsi,” paparnya.
Tentang pilihan masyarakat, disampaikannya bahwa kita sama melihat, ada sekian banyak yang hadir dengan masing-masing membawa calon pilihan seperti baliho yang terpasang, ada Mahfud, Airlangga Hartanto, Moeldoko, Prabowo.
“Namun dari sekian banyak itu, Mahfud yang menjadi dominan hari ini, dan perlu diingat, tegasnya, siapapun capresnya saya pesan agar mereka konsisten membangun peradaban Indonesia emas dan Indonesia bangkit startnya dari Bengkulu,” sambungnya lagi.
Menanggapi aksi mahasiswa yang menolak pelaksanaan Musra ke – XXVI di Kampus Unihaz, Dempo Xler mendukung dan mengatakan bahwa mahasiswa memang seperti itu perannya.
“Mereka harus melakukan kontrol jangan sampai kampus dimanfaatkan kepentingan politik, namun apakah universitas tidak boleh tempat bereksekutif? Jawabnya harus boleh, kampus kan ilmiah, tempat ilmuan, dan memang kampus tempat mengkaji hal-hal yang mesti di bedah, makanya nanti saya sarankan semua kampus di Bengkulu mengundang semua calon-calon, baik presiden, walikota, Gubernur, DPR diundang dan dibedah isi kepalanya, dan yang tidak boleh itu kampanye, mengundang calon tunggal tidak boleh, namun undang semuanya, misal ada berapa parpol di Bengkulu, itu undang semuanya agar mereka bisa ngomong atau ada 10 capres ngomong, agar mahasiswa tau apa isi kepalanya, dan jangan mahasiswa terjebak hanya dengan sponsor baliho,” pungkasnya. (Yusuf).